Langsung ke konten utama

Kota Malang, Kota (tak lagi) Dingin

Malang Surabaya diatas bus Tentrem
24 Maret 2019

Kota Malang mulai berubah!!!

Sejak puluhan bahkan ratusan tahun lamanya, Kota Malang sudah dikenal sebagai Kota Dingin nan sejuk. Namun siapa sangka, seiring berjalannya waktu Kota-nya Aremania ini perlahan tapi pasti menjelma menjadi kota metropolitan.

Selain dikenal sebagai kota dingin, Malang juga terkenal dengan kota pelajar. Ada beberapa nama Universitas terkemuka yang berhasil menelurkan generasi hebat penerus bangsa. Sebut saja Universitas Brawijaya Malang (UB), Universitas Negeri Malang (UNM)/ IKIP, Universitas Islam Negeri (UIN). Belum lagi kampus swasta yang juga tak kalah pamor selevel Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Institut Teknologi  Nasional Malang (ITN), STIE Malangkucecwara/ABM,Universitas Widyagama,Universitas Merdeka Malang (UNMER),Universitas Gajayana Malang, Universitas Kanjuruhan dan masih banyak lagi pendidikan tinggi lainnya.

Dengan banyaknya perguruan tinggi yang tersebar di Kota Malang, Pemkot dituntut bisa mendukung keberadaan sarana dan prasarana penunjangnya. Fasilitas publik terus dibenahi, termasuk akses jalan menuju ke Kota Malang dan sebaliknya. Sudah bukan rahasia umum, jalur menuju Malang mengekor hingga puluhan kilometer setiap memasuki akhir pekan.

Pesatnya perkembangan Kota Malang juga sangat ditunjang keberadaan titik pariwisata di Kota Batu dan Malang Raya. Wisata pantai seperti Sendang Biru, Balekambang, Bajul Mati, Gua Cino, Gatra, Clungup, Kondang Merak dan yang paling viral Pantai Tiga Warna. Daya pikat Kota Malang semakin hari tak sepi peminat.

Perlahan tapi pasti perumahan dan permukiman baru bermunculan di Kota Adipura ini. Peluang usaha semakin terbuka lebar, namun anilisis resiko juga perlu dikaji. Sudah beberapa Mall berdiri di Kota Malang? Dan berapa banyak Rukan dan Ruko yang bercokol?

Belum lama ini Malang ditimpa bencana banjir. Bencana yang tidak dapat diprediksi! Selama puluhan tahun lamanya, Malang belum pernah banjir separah akhir tahun 2018. Bahkan sampai merenggut korban jiwa. Penanganan masalah banjir seharusnya bisa dicegah jika tata ruang nya bagus. Ketersediaan lahan terbuka hijau cukup terbatas, drainase yang kurang maksimal merupakan faktor yang bisa memicu terjadinya banjir

Pepohonan yang rindang yang menjadi 'maskot' ketika masuk Kota Malang pun 'hilang'. Sangat disayangkan memang, Malang yang dulunya 'ijo royo-royo' perlahan mulai terkesan tandus dan gersang. Lihat saja persimpangan Karanglo sekarang. Jangan dibayangkan seperti saat ini yang masih masuk musim penghujan.

Semoga Kota (Dingin) Malang ini terhindar dari bencana apapun. SaSaJi!!!!

#Malang #Indonesia #Malangijoroyoroyo #ngalaM #SaSaji #Arema #Aremania

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bali The Last Paradise

Hari pertama, langsung gas. Tak kendor sedikitpun meski mata terasa berat. Kantuk melanda sebagian peserta. Efek berangkat dini hari, bahkan rombongan flight pertama (jam 05:00) sudah stand by di bandara Soetta sejak pukul 03:00 dini hari! Hebat bukan? Ya, peserta harus berada di titik kumpul sesuai arahan dari travel agent dua jam sebelum pesawat lepas landas. Hal ini untuk mempermudah baik panitia, agen perjalanan dan peserta koordinasi, dan pastinya tak ketinggalan pesawat!  Berangkat di pagi buta memang tak mudah bagi sebagian peserta (termasuk saya pribadi hehehe ). Dibutuhkan kemauan, semangat dan tekad yang luar biasa untuk bangkit dari tempat tidur, bersih badan alias mandi dan gosok gigi, jangan lupa pakai baju dan semprot parfum yang wangi! 😂 Beruntung itinerary sudah di share komite dari jauh hari. Jadi tak perlu bingung dan bimbang, bawaan yang “wajib” dibawa pada saat workshop berlangsung pun sudah lengkap diinformasikan, termasuk kebutuhan pribadi seperti obat-o...

Balada Pejuang Bus Antarkota

Pasutri itu tiba-tiba menepi, persis di bawah JPO. Awalnya kukira mereka hanya berdua, ternyata si kecil nyempil di boncengan tengah. Hujan memang tiba-tiba turun dengan derasnya, disertai angin yang juga cukup kencang. Laju kendaraan tertahan, tak bisa melaju secepat biasanya. Puncak jam “sibuk” Kota Pahlawan. Lima menit, sepuluh menit, hujan semakin menjadi. Keluarga kecil nampak bingung, mencari tempat yang nyaman untuk putranya. “Duduk saja di situ Bu, ada tempat kosong” Aku berseloroh. Sembari menggiring anaknya, “Iya, terima kasih Pak” sambil berlalu.  Membuntuti dibelakang si Bapak, sambil menenteng keresek tanggung warna putih, lengkap dengan kotak makanan warna cokelat, bertumpuk dua. Motor yang ditumpanginya pun dibiarkan tergeletak begitu saja, di tepi jalan, di bawah jembatan penyeberangan orang. “Di sana kering, nggak ada hujan, di sini langsung deras” Pungkasnya sambil menuding ke arah jalur yang dia lalui. Aku tersenyum, “Ya memang cuaca akhir-akhir ini mirip tahu bu...

Perjalanan yang tak pernah usang

Hamdalah , bisa kembali beraktivitas di tanah kelahiran. Diberi kesempatan untuk menikmati ibukota Jakarta, tak dimiliki semua pekerja profesional (red: karyawan). Genap lima tahun, akhirnya “dikembalikan” ke East Java , kalau kata orang “ Jowo Wetan ” alias Jawa Timur. Masih segar diingatan, ketika teman-teman di pabrik melepas kepergianku ke kantor pusat, sedih. Namun yang pasti kami selalu mendoakan yang terbaik satu sama lain.  Tawaran yang ku terima dari manajemen, adalah bagian dari restrukturisasi organisasi. Ya beruntung masih ditawari, daripada tanpa pekerjaan. Prosesnya memang tak mudah, tapi bersyukur, akhirnya restu itu ku terima, setelah hampir setahun penantian. Meskipun dalam hati bergumam, “semakin lama ditunda, semakin bagus pula”, toh ya aku masih bekerja di tempat yang sama. hehehe Kata orang, setiap pilihan itu mesti ada rasa “sakitnya”, tergantung masing-masing orang menerjemahkannya. Termasuk aku yang saat itu galau tingkat dewa. Menuju Jakarta, meninggalkan ...