Wisata Murah di Sumber Dhuwur, Mojokerto

Wisata tak perlu mahal, tak perlu pula melewati jalan yang terjal. Jika itu yang Anda cari, ada wisata baru yang mungkin namanya tak pernah Anda dengar, yups ada wisata air Sumber Dhuwur. Tempat refreshing yang menawarkan wisata alam berupa sumber atau mata air yang begitu melimpah. Terletak di Dusun Sidorejo, Desa Wonosari, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto. Mirip dengan wisata Sumber Gempong yang berada di Trawas, bedanya di sini wahana yang ditawarkan sedikit berbeda. 

Sabtu pagi, tepatnya di penghujung bulan Mei 2025, kami berkesempatan berkunjung ke sini. Bermula dari informasi teman Elf Mania yang berkisah bahwa di desanya ada tempat rekreasi yang lagi “naik daun”, dan beruntungnya beliau adalah salah satu “juru kunci” di sini. Tugasnya simpel, membersihkan sampah daun yang berserakan di area sumber alami ini. Kreativitas warga memang layak diacungi jempol. Dulunya sumber ini hanya dimanfaatkan warga untuk irigasi persawahan mereka. 

Mata air cukup melimpah ruah di sini, saking gedenya sumber, sampai mirip danau alami. Terpantau ada tiga titik sebaran kolam di sekitarnya. Kesan yang pertama kali muncul ketika memasuki area piknik ini, teduh. Pepohonan besar “berkumpul” persis di tengah-tengah wisata air ini. Setiap kepala wajib membeli tiket terlebih dahulu. Coba tebak HTM nya berapa? Cukup rogoh kocek tiga ribu rupiah saja, Anda sudah bisa menikmati sejuknya hawa di seputaran Sumber Dhuwur. Biaya parkir mobil lima ribu rupiah dan tiga ribu rupiah untuk motor. Lahan parkirnya juga cukup luas. 

Entah pepohonan apa yang tumbuh di area mata air ini, yang jelas ada puluhan pohon yang super jumbo di sini. Di pintu masuk, ada sedikit kreasi untuk menyambut wisatawan, payung warna-warni dengan berbagai emoticon dan ada telinganya, payung yang sempat viral di jamannya. Mirip pika pikachu atau pokemon. Payung-payung itu melayang di atas pintu masuk. Dan menariknya, di sebelah kiri pintu masuk, sampah botol plastik di buatkan space tersendiri untuk menampung sampah, lumayan kan buat tambahan tukang bersih-bersih di situ? hehehe

Ikan Jumbo Melimpah

Pertama kali melangkah dari parkiran, terpantau beberapa kios dan warung ada di sini. Dari warung kopi, kios mainan, dan jualan hasil bumi. Menariknya di pintu masuk, ada beberapa pedagang yang jualan pur atau pelet untuk pakan ikan. Bahkan, di tempat penjualan tiket masuk, tumpukan pakan ikan dengan kemasan segenggaman orang dewasa, terlihat menggunung. Dalam hati hanya bisa menebak, pasti ada banyak ikan di kolam. Harganya juga cukup terjangkau, per bungkus hanya dihargai seribu rupiah. 

Dan dijamin jika Anda bersama bocil, tak cukup satu bungkus! Ikan di sini cukup banyak jumlahnya, bahkan ada yang seukuran sekira hampir satu meter panjangnya. Tak jelas jenis ikan tawar apa saja yang ada di situ, yang pasti ada lele ukuran jumbo. Setiap lemparan pakan dari pengunjung, seketika itu kawanan ikan berkumpul sambil kecipak-kecipuk, cipratan airnya pun tak terhindarkan. Daya tarik inilah yang membuat buah hati enggan beranjak. Terhitung, kami sudah menghabiskan lima bungkus dalam sekejap! Awesome bukan? 

Di area utama Sumber Dhuwur ini kedalamannya lumayan, hampir setinggi dada orang dewasa. Saking jernihnya, dasar kolamnya terlihat cukup jelas. Sampah daun mendominasi di dasar, maklum tak ada penampung semacam jaring untuk “menangkap” guguran dedaunan. Ya mungkin ide ini bisa ku sampaikan ke kawanku hehehe

Berbeda dengan di kolam utama, bergeser sedikit adalah kolam ikan sejenis mujair atau nila. Dari segi ukuran, terlihat masih kecil, seperti baru ditabur benih. Untuk jumlahnya? Jangan ditanya, yang jelas lebih banyak di kolam kedua ini. Luapan air di sini terbilang cukup santer. Ini bisa dilihat dari aliran dari sumber utama, ke kolam sebelahnya, cukup deras. Semakin ke bawah, luasan kolam juga semakin melebar. 

Kondisi ini dimanfaatkan pengelola untuk membuat wahana permainan berupa bebek air. Permainan khas perairan di Indonesia. Dari informasi pengunjung, tarif sewa untuk bebek kayuh ini dua puluh ribu rupiah. Entah berapa kali putaran, yang jelas saat kami berkunjung, peminatnya cukup sepi. Hanya satu, dua bebek air saja yang “berenang”. Ya wajar sih, dari harga tiket masuknya hampir enam kali lipat! Ada juga wahana sepeda air, namun tak jelas, apakah permainan ini masih aktif atau tidak. Ada kawat seling atau wire rope yang terpasang memanjang di antara kolam bebek air dan kolam ikan mujair.

Kolam renang juga ada di sini. Setelah lelah berkeliling dan badan mulai berkeringat, Anda bisa nyemplung. Tiket masuk per pengunjung dibanderol lima ribu rupiah. Ada dua kolam renang dengan kedalaman berbeda, satu diperuntukkan anak-anak dan balita, dan satu lagi untuk remaja dan dewasa. Sayangnya saat berkunjung ke sini, untuk kolam dewasanya terlihat cukup keruh, mungkin sisa daki orang abis berenang kali ya? Atau memang waktunya dibersihkan. Hiks

Anda hobi mancing? Bisa cobain datang ke sini. Persis bersebelahan dengan kolam renang, ada kolam pancing. Hanya ada satu sih, tapi luasnya lumayanlah. Sayangnya tak semua area di pinggir kolam pancing ini di sediakan tempat untuk berteduh, kalau nekad ya silahkan, dijamin eksotis tuh kulit. Memancing sambil ngopi dan mendengarkan orang karaoke ya ada di sini hehehe

Harga Makanan Murce

Tak perlu bawa bekal dari rumah, karena warung di sini cukup banyak, dan menawarkan berbagai menu, tentunya dengan harga yang ramah dikantong. Dari survey singkat ku berjalan menyusuri tepi kolam, paling mahal di harga lima belas ribu rupiah! Itu pun menunya cukup masuk akal, rujak cingur. Jadi rata-rata harga makanan di sini sekitar sepuluh sampai lima belas ribu rupiah saja, tak bikin isi dompet resah kan? hehehe

Seporsi lontong pecel semanggi dihargai sepuluh ribu rupiah, ditambah kopi susu panas lima ribu rupiah, ah kenyang. Sosis tempura juga tak mahal, hanya lima ratus rupiah saja per biji. Mau mie instan dan telur? Siapkan uang delapan ribu rupiah ya! Menikmati makanan di antara pohon raksasa memang sensasinya beda, ada silir-silirnya, sepoi-sepoi, bikin ngantuk. Ya, tak ada warung permanen di sini, jadi kalau mau dine in ya lesehan. Karpet dan meja makan berjajar di tepi kolam. Santap makan sambil nonton ikan berenang ke sana kemari. 

Satu menu seharusnya ada di sini, lalapan wader. Dengan potensi sumber daya air yang melimpah, seharusnya budidaya ikan wader bisa dilakukan di sini. Selain airnya yang jernih dan mengalir, sumber makanan bagi wader juga mudah ditemui. Lumut tumbuh subur di sini, ditambah tanaman genjer cukup mudah dijumpai. Habitat yang pas untuk menyemai bibit wader. 

Pertanyaannya kalau pas berkunjung ke sini cuacanya pas hujan bagaimana? Tenang, di wisata Sumber Dhuwur ada semacam pendopo, letaknya bersebelahan dengan petilasan kuno di situ. Ya, di sini ada makam tetua desa yang cukup terawat. Makam kuno ini ada di bawah pohon besar dan persis di samping sumber utama. Bisa dimanfaatkan untuk berteduh pengunjung. 

Aturan main setiap pengunjung terpampang nyata di pintu masuk. Tatib ini wajib ditaati setiap pengunjung atau wisatawan. Diantaranya dilarang memancing dan membawa ikan yang berada di area kolam. Berburu dan merusak fasilitas wisata, mendirikan bangunan permanen di kawasan Sumber Dhuwur dan mengubah fungsi situs secara sepihak. Ancaman hukuman pidana bagi yang melanggar. Sanksi yang cukup tegas dan membuat setiap pengunjung berpikir ulang jika ingin berbuat onar atau gara-gara!

#WisataAir #WisataAlam #WisataMurce #SumberDhuwur #Mojokerto #JawaTimur #EastJava #Rekreasi #Piknik #WonderfulIndonesia #Indonesia

Tatib yang wajib dipatuhi wisatawan

Suasana kolam utama yang dipenuhi ikan

Payung pikachu yang unik di pintu masuk

Pengunjung yang sedang asyik kasih makan ikan


Komentar