Langsung ke konten utama

Rapid Test Antigen di Stasiun Malang

Mengakhiri libur panjang Imlek 2021, jumlah peserta rapid antigen di Stasiun Malang Kota membeludak. Seiring semakin ketatnya persaingan moda transportasi massal, PT. KAI terus melakukan inovasi dan perbaikan, mulai dari modernisasi peralatan hingga pengetatan prosedur perjalanan jarak jauh. Dimasa pandemi Covid 19, seluruh penumpang kereta jarak jauh wajib menunjukkan rapid antigen atau swab PCR dengan hasil negatif. Selain itu calon penumpang harus dalam kondisi fit saat perjalanan. Tujuannya tak lain, untuk mengurangi penyebaran virus Corona. 
KAI bekerjasama dengan klinik dan rumah sakit yang ditunjuk, menyediakan layanan rapid test dibeberapa stasiun di Indonesia, tak terkecuali Kota Malang, Kota Dingin yang identik dengan pendidikan dan pariwisata. Harganya pun jauh dibawah harga umum dipasaran, "hanya" seratus lima ribu rupiah! Syaratnya cukup menunjukkan kode booking tiket Anda. Bandingkan dengan harga dipasaran, rapid test antigen dibandrol dikisaran dua ratus lima puluh ribu rupiah!
Inilah yang menyebabkan antrian calon penumpang kereta untuk rapid di stasiun cukup banyak. Sayangnya dilibur panjang Imlek ini, persiapan penyelenggaraan rapid test di Stasiun Malang kurang maksimal, terlihat dihari terakhir liburan, Minggu, 14 Februari 2021 atau arus balik. Minimnya petunjuk tentang alur rapid test membuat antrian berjubel dan kurang tertib. Beberapa diantara calon penumpang saling tanya satu sama lain. Sehingga kontak antar calon penumpang tak terhindarkan. Berbeda dengan kesiapan ketika libur panjang Natal dan Tahun Baru (Nataru), cukup tertib dan teratur. 
Diperparah lagi dengan antrian yang kurang tertib. Hanya karena dalih khawatir "ketinggalan" kereta, calon penumpang dengan keberangkatan kereta yang "mepet" dengan jadwal, didahulukan! Dan tak tanggung-tanggung, nomor antrian "diterobos" dengan sengaja hingga puluhan calon penumpang!!!
Mereka yang kurang disiplin dan kurang menghargai waktu harus lebih dulu rapid, dan orang-orang yang sudah menata waktunya dikorbankan! Seharusnya, KAI harus tegas menyikapi calon penumpang yang kurang tertib, kalaupun ketinggalan kereta karena belum memegang hasil rapid test menjadi konsekuensi dan tanggung jawab calon penumpang. Jangan hanya karena beberapa orang indispliner merugikan orang banyak!
Beruntung tadi sempat ada bapak petugas yang berani mengambil tindakan untuk mengurai kerumunan. Calon penumpang dengan nomor antrian yang telah dipanggil saja yang boleh ada diarea rapid test, selain itu dipersilahkan menunggu diluar ruangan. Semoga kedepannya pelayanan rapid di Stasiun Malang Kota semakin baik! Aamiin..
#KeretaApiIndonesia #KAI #StasiunKotaMalang #Stasiun #KotaMalang #Malang #Indonesia #SepurMania #SepurManiaIndonesia #WonderfulIndonesia #Imlek #Imlek2021 






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bali The Last Paradise

Hari pertama, langsung gas. Tak kendor sedikitpun meski mata terasa berat. Kantuk melanda sebagian peserta. Efek berangkat dini hari, bahkan rombongan flight pertama (jam 05:00) sudah stand by di bandara Soetta sejak pukul 03:00 dini hari! Hebat bukan? Ya, peserta harus berada di titik kumpul sesuai arahan dari travel agent dua jam sebelum pesawat lepas landas. Hal ini untuk mempermudah baik panitia, agen perjalanan dan peserta koordinasi, dan pastinya tak ketinggalan pesawat!  Berangkat di pagi buta memang tak mudah bagi sebagian peserta (termasuk saya pribadi hehehe ). Dibutuhkan kemauan, semangat dan tekad yang luar biasa untuk bangkit dari tempat tidur, bersih badan alias mandi dan gosok gigi, jangan lupa pakai baju dan semprot parfum yang wangi! 😂 Beruntung itinerary sudah di share komite dari jauh hari. Jadi tak perlu bingung dan bimbang, bawaan yang “wajib” dibawa pada saat workshop berlangsung pun sudah lengkap diinformasikan, termasuk kebutuhan pribadi seperti obat-o...

Balada Pejuang Bus Antarkota

Pasutri itu tiba-tiba menepi, persis di bawah JPO. Awalnya kukira mereka hanya berdua, ternyata si kecil nyempil di boncengan tengah. Hujan memang tiba-tiba turun dengan derasnya, disertai angin yang juga cukup kencang. Laju kendaraan tertahan, tak bisa melaju secepat biasanya. Puncak jam “sibuk” Kota Pahlawan. Lima menit, sepuluh menit, hujan semakin menjadi. Keluarga kecil nampak bingung, mencari tempat yang nyaman untuk putranya. “Duduk saja di situ Bu, ada tempat kosong” Aku berseloroh. Sembari menggiring anaknya, “Iya, terima kasih Pak” sambil berlalu.  Membuntuti dibelakang si Bapak, sambil menenteng keresek tanggung warna putih, lengkap dengan kotak makanan warna cokelat, bertumpuk dua. Motor yang ditumpanginya pun dibiarkan tergeletak begitu saja, di tepi jalan, di bawah jembatan penyeberangan orang. “Di sana kering, nggak ada hujan, di sini langsung deras” Pungkasnya sambil menuding ke arah jalur yang dia lalui. Aku tersenyum, “Ya memang cuaca akhir-akhir ini mirip tahu bu...

Perjalanan yang tak pernah usang

Hamdalah , bisa kembali beraktivitas di tanah kelahiran. Diberi kesempatan untuk menikmati ibukota Jakarta, tak dimiliki semua pekerja profesional (red: karyawan). Genap lima tahun, akhirnya “dikembalikan” ke East Java , kalau kata orang “ Jowo Wetan ” alias Jawa Timur. Masih segar diingatan, ketika teman-teman di pabrik melepas kepergianku ke kantor pusat, sedih. Namun yang pasti kami selalu mendoakan yang terbaik satu sama lain.  Tawaran yang ku terima dari manajemen, adalah bagian dari restrukturisasi organisasi. Ya beruntung masih ditawari, daripada tanpa pekerjaan. Prosesnya memang tak mudah, tapi bersyukur, akhirnya restu itu ku terima, setelah hampir setahun penantian. Meskipun dalam hati bergumam, “semakin lama ditunda, semakin bagus pula”, toh ya aku masih bekerja di tempat yang sama. hehehe Kata orang, setiap pilihan itu mesti ada rasa “sakitnya”, tergantung masing-masing orang menerjemahkannya. Termasuk aku yang saat itu galau tingkat dewa. Menuju Jakarta, meninggalkan ...