Langsung ke konten utama

Tengok lagi, mall di Jakarta mulai bergairah

Wajahnya penuh peluh, namun tak sedikitpun raut mukanya terlihat kusut. Beberapa kali diusapkan ke wajahnya handuk kecil yang melingkar di lehernya. Suaranya begitu lantang, memecah kebisingan diseputaran.

Berlari ke sana kemari, seolah tiada henti, ya itulah rejeki, selalu hadir ditengah mimpi. Datang tak diundang, pergi harus dikejar. Botol air mineral yang "berkeringat dingin" menemani aktifitasnya siang yang terik. Semangat tukang parkir ditengah sibuknya pusat perbelanjaan di Ibukota, Jakarta.

Kurang dari hitungan jari, Ramadhan akan tiba. Tak seperti tahun-tahun sebelumnya, tahun ini perayaan Ramadhan terlihat lebih semarak. Beberapa pusat perbelanjaan terlihat ramai pengunjung. Parkir sepeda luber hingga luar gedung.

Menjelang Ramadhan, mall dan pusat perbelanjaan cukup ramai, tentu dengan prokes yang ketat. Pemeriksaan setiap pintu masuk cukup tertib. Mulai cek suhu, hingga check in melalui aplikasi PeduliLindungi terpasang di pintu masuk.

Belanja fashion dan sekedar menghabiskan waktu untuk makan bersama di restoran masih menjadi pilihan favorit. Gerai fashion ternama tak sepi pengunjung, pun begitu dengan restoran franchise yang terkenal, penuh! Mirip situasi sebelum pandemi.

Calon Pemudik Meludak!

Indikasi lebaran akan seperti sediakala bukan isapan jempol. Pengetatan yang dilakukan oleh pemerintah seperti dua tahun lalu dicabut, karena tingkat vaksinasi nasional cukup tinggi. 

Pelonggaran aturan pemerintah ini disambut dengan antusias oleh masyarakat luas. Terutama bagi mereka kaum perantau! Mereka tak ingin seperti "Bang Toyib" yang tak pulang hingga tiga kali lebaran.

Dari pantauan pemesanan tiket online kereta melalui KAI Access, tiket dengan keberangkatan H-5 lebaran sudah ludes terjual. Belum lagi kereta tambahan yang jadwalnya sudah di release, sold out!

Kekhawatiran yang terjadi adalah jalur darat lainnya atau via toll. Tujuan para perantau sama, pulang kampung! Bisa dibayangkan dua tahun tak bersua dengan keluarga di kampung, kangennya tak terbendung.

Semoga di musim mudik lebaran 2022 diberikan kelancaran buat semua untuk bersua sanak saudara di tanah kelahiran!!! Aamiin...






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bali The Last Paradise

Hari pertama, langsung gas. Tak kendor sedikitpun meski mata terasa berat. Kantuk melanda sebagian peserta. Efek berangkat dini hari, bahkan rombongan flight pertama (jam 05:00) sudah stand by di bandara Soetta sejak pukul 03:00 dini hari! Hebat bukan? Ya, peserta harus berada di titik kumpul sesuai arahan dari travel agent dua jam sebelum pesawat lepas landas. Hal ini untuk mempermudah baik panitia, agen perjalanan dan peserta koordinasi, dan pastinya tak ketinggalan pesawat!  Berangkat di pagi buta memang tak mudah bagi sebagian peserta (termasuk saya pribadi hehehe ). Dibutuhkan kemauan, semangat dan tekad yang luar biasa untuk bangkit dari tempat tidur, bersih badan alias mandi dan gosok gigi, jangan lupa pakai baju dan semprot parfum yang wangi! 😂 Beruntung itinerary sudah di share komite dari jauh hari. Jadi tak perlu bingung dan bimbang, bawaan yang “wajib” dibawa pada saat workshop berlangsung pun sudah lengkap diinformasikan, termasuk kebutuhan pribadi seperti obat-o...

Balada Pejuang Bus Antarkota

Pasutri itu tiba-tiba menepi, persis di bawah JPO. Awalnya kukira mereka hanya berdua, ternyata si kecil nyempil di boncengan tengah. Hujan memang tiba-tiba turun dengan derasnya, disertai angin yang juga cukup kencang. Laju kendaraan tertahan, tak bisa melaju secepat biasanya. Puncak jam “sibuk” Kota Pahlawan. Lima menit, sepuluh menit, hujan semakin menjadi. Keluarga kecil nampak bingung, mencari tempat yang nyaman untuk putranya. “Duduk saja di situ Bu, ada tempat kosong” Aku berseloroh. Sembari menggiring anaknya, “Iya, terima kasih Pak” sambil berlalu.  Membuntuti dibelakang si Bapak, sambil menenteng keresek tanggung warna putih, lengkap dengan kotak makanan warna cokelat, bertumpuk dua. Motor yang ditumpanginya pun dibiarkan tergeletak begitu saja, di tepi jalan, di bawah jembatan penyeberangan orang. “Di sana kering, nggak ada hujan, di sini langsung deras” Pungkasnya sambil menuding ke arah jalur yang dia lalui. Aku tersenyum, “Ya memang cuaca akhir-akhir ini mirip tahu bu...

Perjalanan yang tak pernah usang

Hamdalah , bisa kembali beraktivitas di tanah kelahiran. Diberi kesempatan untuk menikmati ibukota Jakarta, tak dimiliki semua pekerja profesional (red: karyawan). Genap lima tahun, akhirnya “dikembalikan” ke East Java , kalau kata orang “ Jowo Wetan ” alias Jawa Timur. Masih segar diingatan, ketika teman-teman di pabrik melepas kepergianku ke kantor pusat, sedih. Namun yang pasti kami selalu mendoakan yang terbaik satu sama lain.  Tawaran yang ku terima dari manajemen, adalah bagian dari restrukturisasi organisasi. Ya beruntung masih ditawari, daripada tanpa pekerjaan. Prosesnya memang tak mudah, tapi bersyukur, akhirnya restu itu ku terima, setelah hampir setahun penantian. Meskipun dalam hati bergumam, “semakin lama ditunda, semakin bagus pula”, toh ya aku masih bekerja di tempat yang sama. hehehe Kata orang, setiap pilihan itu mesti ada rasa “sakitnya”, tergantung masing-masing orang menerjemahkannya. Termasuk aku yang saat itu galau tingkat dewa. Menuju Jakarta, meninggalkan ...