Langsung ke konten utama

Lagi Pusing? Yuk Main ke Taman Puring

Di Ibukota, menemukan taman hutan kota memang bukan hal yang susah, maklum, selain untuk mengurai polusi, kehadiran hutan taman kota sekaligus solusi untuk "rekreasi". Akhir pekan adalah waktu yang tepat untuk mengurangi rasa pening, salah satunya ke Taman Puring!

Rimbunnya pepohonan dan udara segar menjadi barang berharga di Ibukota. Terbukti setiap akhir pekan, kawasan puncak Bogor selalu ramai dikunjungi warga yang mayoritas berasal dari Jakarta. 

Keinginan yang sama membuat kondisi lalu lintas menuju kawasan puncak Bogor sering macet di hari Sabtu dan Minggu, bahkan Jum'at malam sudah merambat, hebat!

Healing back to nature adalah favorit. Wisata alam masih menjadi pilihan utama bagi sebagian besar keluarga. Ditengah aktifitas yang padat dan menguras tenaga, mata ini seolah ingin melihat hal berbeda, tak melulu di depan layar laptop atau komputer saja. Sesekali mata boleh dimanja dengan pemandangan alam, entah itu curug, pantai atau hamparan kebun teh.

Dan semua itu ada di Kawasan Puncak Bogor (KPB). Namun yang perlu dipertimbangkan sebelum melaju ke sana, ada baiknya Anda memperhitungkan waktu tempuh untuk menjangkau destinasi favorit di sana. Selain itu, kemacetan yang muncul hampir di setiap akhir pekan patut diwaspadai.

Bolehlah sekali dalam sebulan melancong ke KPB, namun ada baiknya mulai dari sekarang Anda membuat list Taman Hutan Kota yang ada Jakarta untuk dikunjungi bersama sanak saudara!

Menyempatkan diri untuk "mampir" di Taman Puring terasa ada yang berbeda. Ya, taman yang berada di Kelurahan Kramat Pela, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan ini lokasinya cukup strategis. Persis berada di persimpangan menuju Senayan, jika ke kanan (dari arah Pasar Taman Puring). Lurus ke arah Ciledug, dan ke kiri ke arah Radio Dalam dan sekitarnya.

Taman Puring ini cukup welcome bagi anak-anak. Ada berbagai mainan tersedia di sana, dan gratis. Yang terpenting tertib dan antri jika ingin menikmati wahananya. Ciri khas dari taman ini adalah air mancurnya! Berada persis ditengah taman dan jangan kaget, tak ada genangan atau kolam airnya loh! Kok bisa?😅

Berkunjung ke Taman Puring tak perlu khawatir haus dan lapar, cukup banyak pedagang berjajar di area taman ini. Mulai jajanan anak-anak hingga cemilan untuk emak-bapaknya, lengkap!

Di taman ini ada arena bermain sepatu roda. Track nya masih cukup bagus dan mulus bisa Anda manfaatkan bersama putra putri secara cuma-cuma. Belum lagi ditambah arena ketangkasan lainnya.

Sepintas ada bangunan tembok yang bentuk dan ketinggiannya berbeda-beda. Sepertinya memang dibuat acak dan berjarak. Ada yang tahu kira-kira buat apa ya? Ya betul, Parkour. Olahraga yang sempat "viral" karena bukan hanya membutuhkan kekuatan fisik, namun memadukan keterampilan, keseimbangan dan ketahanan tubuh. Olahraga yang sangat melelahkan dan memacu adrenalin. 😨

Mainan balita juga ada di TamPur. Kuda-kudaan, perosotan hingga "jaring laba-laba" siap memanjakan. Namun yang perlu diperhatikan adalah pengawasan orang tua kepada anak balitanya ketika sedang menikmati wahana di sini, mengingat pengunjung cukup padat ketika weekend. 

Bagi Anda yang gemar berolahraga, di TamPur ada juga arena jogging track. Lumayan untuk sekadar mencari keringat, cukup lari-lari kecil tiga putaran, dijamin Anda mandi keringat, hang out dapat, sehat juga dapat! Ntabs kan?

#Jakarta #JakartaKotaKolaborasi #JakartaBeautiful









Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bali The Last Paradise

Hari pertama, langsung gas. Tak kendor sedikitpun meski mata terasa berat. Kantuk melanda sebagian peserta. Efek berangkat dini hari, bahkan rombongan flight pertama (jam 05:00) sudah stand by di bandara Soetta sejak pukul 03:00 dini hari! Hebat bukan? Ya, peserta harus berada di titik kumpul sesuai arahan dari travel agent dua jam sebelum pesawat lepas landas. Hal ini untuk mempermudah baik panitia, agen perjalanan dan peserta koordinasi, dan pastinya tak ketinggalan pesawat!  Berangkat di pagi buta memang tak mudah bagi sebagian peserta (termasuk saya pribadi hehehe ). Dibutuhkan kemauan, semangat dan tekad yang luar biasa untuk bangkit dari tempat tidur, bersih badan alias mandi dan gosok gigi, jangan lupa pakai baju dan semprot parfum yang wangi! 😂 Beruntung itinerary sudah di share komite dari jauh hari. Jadi tak perlu bingung dan bimbang, bawaan yang “wajib” dibawa pada saat workshop berlangsung pun sudah lengkap diinformasikan, termasuk kebutuhan pribadi seperti obat-o...

Balada Pejuang Bus Antarkota

Pasutri itu tiba-tiba menepi, persis di bawah JPO. Awalnya kukira mereka hanya berdua, ternyata si kecil nyempil di boncengan tengah. Hujan memang tiba-tiba turun dengan derasnya, disertai angin yang juga cukup kencang. Laju kendaraan tertahan, tak bisa melaju secepat biasanya. Puncak jam “sibuk” Kota Pahlawan. Lima menit, sepuluh menit, hujan semakin menjadi. Keluarga kecil nampak bingung, mencari tempat yang nyaman untuk putranya. “Duduk saja di situ Bu, ada tempat kosong” Aku berseloroh. Sembari menggiring anaknya, “Iya, terima kasih Pak” sambil berlalu.  Membuntuti dibelakang si Bapak, sambil menenteng keresek tanggung warna putih, lengkap dengan kotak makanan warna cokelat, bertumpuk dua. Motor yang ditumpanginya pun dibiarkan tergeletak begitu saja, di tepi jalan, di bawah jembatan penyeberangan orang. “Di sana kering, nggak ada hujan, di sini langsung deras” Pungkasnya sambil menuding ke arah jalur yang dia lalui. Aku tersenyum, “Ya memang cuaca akhir-akhir ini mirip tahu bu...

Perjalanan yang tak pernah usang

Hamdalah , bisa kembali beraktivitas di tanah kelahiran. Diberi kesempatan untuk menikmati ibukota Jakarta, tak dimiliki semua pekerja profesional (red: karyawan). Genap lima tahun, akhirnya “dikembalikan” ke East Java , kalau kata orang “ Jowo Wetan ” alias Jawa Timur. Masih segar diingatan, ketika teman-teman di pabrik melepas kepergianku ke kantor pusat, sedih. Namun yang pasti kami selalu mendoakan yang terbaik satu sama lain.  Tawaran yang ku terima dari manajemen, adalah bagian dari restrukturisasi organisasi. Ya beruntung masih ditawari, daripada tanpa pekerjaan. Prosesnya memang tak mudah, tapi bersyukur, akhirnya restu itu ku terima, setelah hampir setahun penantian. Meskipun dalam hati bergumam, “semakin lama ditunda, semakin bagus pula”, toh ya aku masih bekerja di tempat yang sama. hehehe Kata orang, setiap pilihan itu mesti ada rasa “sakitnya”, tergantung masing-masing orang menerjemahkannya. Termasuk aku yang saat itu galau tingkat dewa. Menuju Jakarta, meninggalkan ...