Langsung ke konten utama

Eksotisnya Air Terjun Dlundung

Dlundung Waterfall atau Air Terjun Dlundung bukan wisata alam yang baru dibuka. Air terjun yang terletak di kaki Gunung Arjuno ini sejak lama sudah ada. Belakangan nama Dlundung semakin didengar banyak orang. Tak pelak, kini Dlundung menjadi primadona baru destinasi wisata alam.

Memasuki musim libur lebaran Kawasan Wisata Dlundung Waterfall atau air terjun Dlundung dibanjiri wisatawan. Ribuan pengunjung memadati tempat wisata di Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto. Terlihat dari jumlah kendaraan yang terparkir di sepanjang pintu masuk mengular hingga area pendapa/ rest area.

Dlundung terus berbenah!

Untuk menarik minat wisatawan, pengelola wisata Dlundung terus melakukan inovasi dan mempercantik tampilan di sekitar area air terjun. Selain menambah fasum (Musholla, Toilet dan Lahan Parkir), manajemen juga menambah satu wahana menarik lainnya, rumah kelinci!

Harga Tiket Masuk (HTM) ke rumah kelinci cukup terjangkau, hanya Rp.10.000/ orang. Belum termasuk ongkos pakan, wortel. Anda bisa menikmati nuansa hutan sambil memberi makan kelinci-kelinci imut nan menggemaskan. 

Selain menambah wahana baru, beberapa spot selfie juga ada di sana. Terhitung ada puluhan spot foto yang keren dan kece abis. Dari pintu masuk saja, Anda sudah bisa ambil gambar dengan background pepohonan pinus yang tingginya menjulang.

Agar lebih menarik lagi, Anda bisa berfoto dengan latar belakang pohon pinus, lengkap dengan tenda-tenda pengunjung yang sedang camping. Oia, di kawasan Dlundung juga menawarkan camping ground, letaknya persis di belakang pintu masuk/ pos pembelian tiket. 

Semakin dekat dengan air terjun, titik-titik foto semakin banyak dan sangat bagus. Puncaknya, Anda bisa mengabadikan momen kebersamaan Anda bersama keluarga, tepat di bawah aliran air terjun dengan background Dlundung Waterfall. Demi kenyamanan dan keselamatan pengunjung, pengelola memasang beberapa papan peringatan bahaya banjir dan pohon tumbang di beberapa titik rawan.

"Jangan turun ke sungai, apabila sedang hujan, rawan banjir ", "Waspada bahaya longsor dan pohon tumbang", begitu kira-kira papan peringatan yang dipasang manajemen.

Dlundung memang tak hanya menawarkan wisata air terjun, namun suasana yang asri dan hawanya yang sejuk. Jauh dari kata polusi. Disiang hari, suhunya berkisar 19-20 derajat celcius. Udah mirip air conditioner alias AC he.he.he.Anda akan mudah terhipnotis dengan suhunya, tidur pulas, bablas!

Selain udaranya yang sejuk, air terjun ini menawarkan air yang sangat jernih! Ada aliran sungai yang debit airnya cukup deras, bukan dari aliran air terjun, melainkan dari aliran kali tersendiri. Batu kalinya juga lumayan besar dan banyak, menambah kemolekan Dlundung. 

Dulu sempat dimanfaatkan untuk tubbing, jelajah sungai menggunakan ban dalam mobil, dimodifikasi sedemikian rupa bentuknya menyerupai perahu kecil. Jaraknya kurang lebih hanya satu kilometer. Namun sayang, ketika berkunjung hari ketiga lebaran, permainan tubbing sudah tidak ada.

Bagi Anda yang berminat piknik di sini, bisa banget guys! Berbekal tikar dan makanan, Anda bebas memilih tempat untuk makan bareng keluarga bersebelahan dengan sungai yang gemercik airnya. Tentu harus tetap menjaga kebersihan, demi kenyamanan bersama.

Jika beruntung, Anda bisa bertemu dengan kawanan monyet liar di Kawasan Wisata Dlundung ini.

FYI, harga tiket masuk per orang Rp.15.000 ditambah ongkos parkir Rp.5.000 untuk mobil. Sayangnya, ketika memarkirkan mobil di dalam, ada retribusi tambahan Rp.5.000,- (jasa penataan parkir) 😅. Kenapa tidak sekalian saja bayar parkir di depan Rp.10.000,-???? (Gumam saya)

Sudah Ah, kereta hampir berangkat nih!

Terima kasih sudah mampir ke rumah blog saya, sila tinggalkan komentar untuk perbaikan ya...!!!🙏










Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bali The Last Paradise

Hari pertama, langsung gas. Tak kendor sedikitpun meski mata terasa berat. Kantuk melanda sebagian peserta. Efek berangkat dini hari, bahkan rombongan flight pertama (jam 05:00) sudah stand by di bandara Soetta sejak pukul 03:00 dini hari! Hebat bukan? Ya, peserta harus berada di titik kumpul sesuai arahan dari travel agent dua jam sebelum pesawat lepas landas. Hal ini untuk mempermudah baik panitia, agen perjalanan dan peserta koordinasi, dan pastinya tak ketinggalan pesawat!  Berangkat di pagi buta memang tak mudah bagi sebagian peserta (termasuk saya pribadi hehehe ). Dibutuhkan kemauan, semangat dan tekad yang luar biasa untuk bangkit dari tempat tidur, bersih badan alias mandi dan gosok gigi, jangan lupa pakai baju dan semprot parfum yang wangi! 😂 Beruntung itinerary sudah di share komite dari jauh hari. Jadi tak perlu bingung dan bimbang, bawaan yang “wajib” dibawa pada saat workshop berlangsung pun sudah lengkap diinformasikan, termasuk kebutuhan pribadi seperti obat-o...

Balada Pejuang Bus Antarkota

Pasutri itu tiba-tiba menepi, persis di bawah JPO. Awalnya kukira mereka hanya berdua, ternyata si kecil nyempil di boncengan tengah. Hujan memang tiba-tiba turun dengan derasnya, disertai angin yang juga cukup kencang. Laju kendaraan tertahan, tak bisa melaju secepat biasanya. Puncak jam “sibuk” Kota Pahlawan. Lima menit, sepuluh menit, hujan semakin menjadi. Keluarga kecil nampak bingung, mencari tempat yang nyaman untuk putranya. “Duduk saja di situ Bu, ada tempat kosong” Aku berseloroh. Sembari menggiring anaknya, “Iya, terima kasih Pak” sambil berlalu.  Membuntuti dibelakang si Bapak, sambil menenteng keresek tanggung warna putih, lengkap dengan kotak makanan warna cokelat, bertumpuk dua. Motor yang ditumpanginya pun dibiarkan tergeletak begitu saja, di tepi jalan, di bawah jembatan penyeberangan orang. “Di sana kering, nggak ada hujan, di sini langsung deras” Pungkasnya sambil menuding ke arah jalur yang dia lalui. Aku tersenyum, “Ya memang cuaca akhir-akhir ini mirip tahu bu...

Perjalanan yang tak pernah usang

Hamdalah , bisa kembali beraktivitas di tanah kelahiran. Diberi kesempatan untuk menikmati ibukota Jakarta, tak dimiliki semua pekerja profesional (red: karyawan). Genap lima tahun, akhirnya “dikembalikan” ke East Java , kalau kata orang “ Jowo Wetan ” alias Jawa Timur. Masih segar diingatan, ketika teman-teman di pabrik melepas kepergianku ke kantor pusat, sedih. Namun yang pasti kami selalu mendoakan yang terbaik satu sama lain.  Tawaran yang ku terima dari manajemen, adalah bagian dari restrukturisasi organisasi. Ya beruntung masih ditawari, daripada tanpa pekerjaan. Prosesnya memang tak mudah, tapi bersyukur, akhirnya restu itu ku terima, setelah hampir setahun penantian. Meskipun dalam hati bergumam, “semakin lama ditunda, semakin bagus pula”, toh ya aku masih bekerja di tempat yang sama. hehehe Kata orang, setiap pilihan itu mesti ada rasa “sakitnya”, tergantung masing-masing orang menerjemahkannya. Termasuk aku yang saat itu galau tingkat dewa. Menuju Jakarta, meninggalkan ...