Langsung ke konten utama

Goa Cina, "Vitamin Sea" yang Layak Dikunjungi

Hampir dua minggu lamanya belum update diaset berharga ini, blog gratisan, tempat yang pas untuk titip tulisan. Tidak hanya diingatan dan lisan, cerita itu berharga dan menyimpan makna. Kisahnya tak akan lekang oleh waktu. Jangan berpikir menulis itu tak berharga, karena setiap tulisan ada penggemarnya. Tak perlu fokus pada seberapa banyak tulisan Anda dibaca, demi tujuan yang mulia. Ah sudahlah, selamat membaca ya!🙌

Goa Cina, pantai yang terletak di ujung selatan Kabupaten Malang. Membujur dari timur ke barat tak jauh dari jalur lingkar selatan Jawa. Jarak tempuh dari pusat Kota Malang sekira tiga jam. 

Ada banyak pilihan jalur untuk mencapai Pantai Goa Cina ini. Ada jalur mainstream via Balekambang, atau jalur anti mainstream via Sendang Biru.

Bagi Anda yang memiliki sanak saudara atau putra putri yang rentan "mabuk" darat, jangan coba-coba melintas jalur Sendang Biru. Jalanan yang curam, ditambah dengan kelak kelok yang panjang, cukup untuk mengocok perut supir dan penumpang!

Namun, jika dibandingkan dengan jalur via Balekambang, jalur ini jauh lebih mulus dan menawarkan pemandangan pegunungan nan menyegarkan mata. Healing ke pantai, bonus jelajah pegunungan!

Sepanjang jalur ini kanan kirinya adalah hutan dan tikungan tajam. Sempitnya medan, dan jurang yang curam jadi ancaman. Tapi jangan khawatir, dijamin tak bisa kebut-kebutan. 

Berkendara di jalan seperti ini memang harus diimbangi kesabaran dan kehati-hatian. Karena tak jarang tiba-tiba ada air menggenang, maklum memang jalur ini di tengah hutan. 

Satu hal yang harus diperhatikan, kondisi ban dan kendaraan harus prima. Tipikal jalan pegunungan yang terjal, memaksa mesin kendaraan terpacu maksimal. Pastikan persediaan BBM aman, agar bisa berwisata dengan nyaman!

Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai Pantai Gua Cina (red: PGC) sekitar kurang lebih 20 menit dari Pantai Sendang Biru, tak jauh kan?

Tiket masuk area PGC hanya Rp. 15.000/ orang ditambah biaya parkir Rp. 10.000,- untuk mobil. Gratis satu botol air mineral 600 ml. Cuma satu lho guys, bukan serombongan!😂

PGC ini dikenal dengan ombaknya yang sangar! Gede pakai banget. Jadi, bagi Anda yang berwisata bersama anak-anak, wajib dipantau tanpa kedip! Bahaya..

Cukup bermain pasir, tak wajib bermain air jika berkunjung ke PGC. Rindangnya pepohonan di area pantai, menjadi pilihan favorit keluarga untuk berpiknik. Bawa serta tikar dan makanan, lebih mantab. Gelar tikar, makan, kenyang, bobok siang 🙌

Pasirnya masih bersih, fasum-nya juga lengkap. FYI, harga makanan di area wisata PGC ini cukup terjangkau Bro! Tak perlu takut kegetok harga, mayoritas warung di sana sudah memasang harga. Satu buah degan ijo segar, dibanderol Rp. 10.000,- lengkap dengan tempurung nya bisa dibawa pulang he.he.he.

Selepas main pasir dan mandi air laut pastinya lengket kan? Tak perlu mandi air galon, cukup ke warung yang menyediakan kamar mandi umum, hanya tiga ribu! Mandi sepuasnya, nikmati kesegaran air tawarnya!

Aneka ikan bakar banyak dijajakan di PGC. Bagi Anda penikmat ikan, wajib mencobanya. Menu andalannya ikan bakar. PGC memang tak seramai saudara tuanya Pantai Balekambang, namun tetap saja keindahannya tak kalah menawan. 

Oia, dari sumber terpercaya alias A1 (adik ipar yang sering sowan ke PGC untuk mancing), kalau beruntung, Anda bisa menjumpai kura-kura laut alias penyu lho. Ingat, hanya dilihat, tidak untuk niat jahat (dibungkus dibawa pulang) 😅

Ada titik spot foto yang sayang untuk dilewatkan. Gua Cina dan Monumen Kapal. Sayangnya pas kami berkunjung ke sana, dua destinasi ini tutup karena momen libur  lebaran Idul Fitri. 

Sekian dulu ulasan wisata saya ke Pantai Gua Cina. Semoga menghibur di tengah libur agar hati tak gampang ngelantur. Salam Vitamin Sea dari PGC 😊



Lok: Pantai Gua Cina, Kab. Malang








Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bali The Last Paradise

Hari pertama, langsung gas. Tak kendor sedikitpun meski mata terasa berat. Kantuk melanda sebagian peserta. Efek berangkat dini hari, bahkan rombongan flight pertama (jam 05:00) sudah stand by di bandara Soetta sejak pukul 03:00 dini hari! Hebat bukan? Ya, peserta harus berada di titik kumpul sesuai arahan dari travel agent dua jam sebelum pesawat lepas landas. Hal ini untuk mempermudah baik panitia, agen perjalanan dan peserta koordinasi, dan pastinya tak ketinggalan pesawat!  Berangkat di pagi buta memang tak mudah bagi sebagian peserta (termasuk saya pribadi hehehe ). Dibutuhkan kemauan, semangat dan tekad yang luar biasa untuk bangkit dari tempat tidur, bersih badan alias mandi dan gosok gigi, jangan lupa pakai baju dan semprot parfum yang wangi! 😂 Beruntung itinerary sudah di share komite dari jauh hari. Jadi tak perlu bingung dan bimbang, bawaan yang “wajib” dibawa pada saat workshop berlangsung pun sudah lengkap diinformasikan, termasuk kebutuhan pribadi seperti obat-o...

Balada Pejuang Bus Antarkota

Pasutri itu tiba-tiba menepi, persis di bawah JPO. Awalnya kukira mereka hanya berdua, ternyata si kecil nyempil di boncengan tengah. Hujan memang tiba-tiba turun dengan derasnya, disertai angin yang juga cukup kencang. Laju kendaraan tertahan, tak bisa melaju secepat biasanya. Puncak jam “sibuk” Kota Pahlawan. Lima menit, sepuluh menit, hujan semakin menjadi. Keluarga kecil nampak bingung, mencari tempat yang nyaman untuk putranya. “Duduk saja di situ Bu, ada tempat kosong” Aku berseloroh. Sembari menggiring anaknya, “Iya, terima kasih Pak” sambil berlalu.  Membuntuti dibelakang si Bapak, sambil menenteng keresek tanggung warna putih, lengkap dengan kotak makanan warna cokelat, bertumpuk dua. Motor yang ditumpanginya pun dibiarkan tergeletak begitu saja, di tepi jalan, di bawah jembatan penyeberangan orang. “Di sana kering, nggak ada hujan, di sini langsung deras” Pungkasnya sambil menuding ke arah jalur yang dia lalui. Aku tersenyum, “Ya memang cuaca akhir-akhir ini mirip tahu bu...

Perjalanan yang tak pernah usang

Hamdalah , bisa kembali beraktivitas di tanah kelahiran. Diberi kesempatan untuk menikmati ibukota Jakarta, tak dimiliki semua pekerja profesional (red: karyawan). Genap lima tahun, akhirnya “dikembalikan” ke East Java , kalau kata orang “ Jowo Wetan ” alias Jawa Timur. Masih segar diingatan, ketika teman-teman di pabrik melepas kepergianku ke kantor pusat, sedih. Namun yang pasti kami selalu mendoakan yang terbaik satu sama lain.  Tawaran yang ku terima dari manajemen, adalah bagian dari restrukturisasi organisasi. Ya beruntung masih ditawari, daripada tanpa pekerjaan. Prosesnya memang tak mudah, tapi bersyukur, akhirnya restu itu ku terima, setelah hampir setahun penantian. Meskipun dalam hati bergumam, “semakin lama ditunda, semakin bagus pula”, toh ya aku masih bekerja di tempat yang sama. hehehe Kata orang, setiap pilihan itu mesti ada rasa “sakitnya”, tergantung masing-masing orang menerjemahkannya. Termasuk aku yang saat itu galau tingkat dewa. Menuju Jakarta, meninggalkan ...