Langsung ke konten utama

Wisata Sehat, ya ke Lapangan Blok S Aja!

Weekend menjadi waktu favorit warga Jakarta untuk hangout, tak harus nongkrong di kafe, nge-mall atau nonton film terbaru di bioskop, bisa jadi menghabiskan akhir pekan untuk berolahraga, sebut saja jogging, futsal, basket, atau bola voli.

Semua jenis olahraga yang saya sebutkan di atas ada di Lapangan Blok S, Kebayoran Baru, Kota Administrasi Jakarta Selatan. Lapangan ini berada di tempat yang cukup strategis di dekat persimpangan dari Jaksel menuju ke Jakpus atau Jaktim, jadi jika anda melintas di seputaran Lapangan Blok S, bisa melipir sebentar untuk sekedar mencari keringat atau kulineran.

Yaps, di sekitaran lapangan Blok S ini dikelilingi pedagang UMKM. Beragam jenis makanan, dari ringan hingga berat mengenyangkan perut, cukup mudah dijumpai di sini. Tepatnya di sisi timur dan utara lapangan. Jadi tak perlu khawatir perut kosong, yang  jelas aman di kantong!  

Mau berolahraga di pagi atau malam hari? bisa! terutama untuk lapangan futsal dan bola basket atau jogging. Penerangannya cukup baik, hanya saja lapangan bola tidak bisa dipakai dimalam hari, alias gelap gulita.

1. Lapangan futsal

Lapangan futsal ini terbilang cukup luas. Tak seperti standar lapangan futsal umumnya. Seputaran lapangan dipasang kawat dengan model jaring, untuk mencegah bola tak keluar arena. 

Kondisi lapangan futsal di sini cukup memadai, ada atap yang melindungi dari terik dan hujan. Sehingga, permukaan lapangan cukup terjaga kondisinya. Landasannya dilapisi cat epoxy, tak menggunakan rumput sintetis. Namun, satu yang perlu diperhatikan, lantainya agak licin dan berdebu. Maklum, ada harga, ada kualitas.

Sewa lapangan blok S ini cukup terjangkau, Rp. 75.000/jam. 

Pulang kantor, ramai-ramai ke sini juga boleh. Ajak rekan kerja atau kerabat mampir untuk bermain futsal di sini. Dapat senang, dapat kenyang! 😅

2. Lapangan basket

Berbeda dengan lapangan futsal, lapangan ini terbuka tanpa ada penutup alias atap. Jadi ketika hujan, bisa dibayangkan kondisi lapangannya, becek di sana sini!

Bahkan ketika berkunjung ke sini, hujan cukup deras melanda ibukota malam harinya, walhasil pagi harinya berbondong-bondong ngepel berjamaah.

Kondisinya cukup parah, air menggenang di beberapa titik, ditambah lagi permukaan lapangan yang tidak merata dan bopeng tak karuan. Cukup menyita waktu dan tenaga. 

Belum lagi cat lapangannya yang mulai kusut dan kabur. Menambah nestapa basketball lovers. Semoga ada atensi khusus dari pemerintah untuk segera memperbaiki kondisi lapangan basket lapangan Blok S.

3. Lapangan voli dan badminton

Lain lapangan futsal dan basket, lain pula lapangan voli dan badminton, arena ini berada dalam satu lahan alias tumpang sari 😅

Lapangan voli sekaligus berfungsi sebagai lapangan badminton. Nah tuh, bisa kebayang kan??? Tinggal tentukan pilihan saja, mau main bulutangkis atau voli, tinggi net bisa disesuaikan!😄

Kondisi kedua venue ini sama dengan lapangan basket, full outdoor. Sehingga, tidak relevan untuk main bulutangkis, anginnya cukup kencang untuk membawa shuttle cock terbang bersama burung ke awan! 🤣

Jadi lebih baik lapangan ini dimanfaatkan untuk olah raga bola voli saja!

4. Lapangan Sepak Bola

Kondisi lapangan bola juga lumayan bagus. Rumput cukup terjaga, sejauh mata memandang yang tampak hanya hehijauan. Di sisi selatan, ada tribun yang cukup mungil, hanya muat untuk menampung official pertandingan. 

Setiap sudutnya terpasang lampu stadion. Cahayanya lumayan membantu ketika jogging di malam hari. Namun, kondisinya kurang terawat. Terpantau dua titik lampu yang nyala berkedip-kedip mirip kunang-kunang. Belum lagi pencahayaannya terhalang oleh ranting daun yang belum dirapikan.

Jogging track juga ada mengelilingi lapangan bola. Lumayan bagus, namun licin selepas hujan. Ada juga beberapa titik yang kurang "padat", berakibat seperti kubangan lumpur jika hujan turun dengan lebatnya. 

Terlepas dari kekurangan yang ada, keberadaan Lapangan Blok S cukup membantu untuk sekedar beraktivitas ringan dan berolahraga, melepas penat karena pekerjaan yang padat!

Salam sehat, salam bahagia!






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bali The Last Paradise

Hari pertama, langsung gas. Tak kendor sedikitpun meski mata terasa berat. Kantuk melanda sebagian peserta. Efek berangkat dini hari, bahkan rombongan flight pertama (jam 05:00) sudah stand by di bandara Soetta sejak pukul 03:00 dini hari! Hebat bukan? Ya, peserta harus berada di titik kumpul sesuai arahan dari travel agent dua jam sebelum pesawat lepas landas. Hal ini untuk mempermudah baik panitia, agen perjalanan dan peserta koordinasi, dan pastinya tak ketinggalan pesawat!  Berangkat di pagi buta memang tak mudah bagi sebagian peserta (termasuk saya pribadi hehehe ). Dibutuhkan kemauan, semangat dan tekad yang luar biasa untuk bangkit dari tempat tidur, bersih badan alias mandi dan gosok gigi, jangan lupa pakai baju dan semprot parfum yang wangi! 😂 Beruntung itinerary sudah di share komite dari jauh hari. Jadi tak perlu bingung dan bimbang, bawaan yang “wajib” dibawa pada saat workshop berlangsung pun sudah lengkap diinformasikan, termasuk kebutuhan pribadi seperti obat-o...

Balada Pejuang Bus Antarkota

Pasutri itu tiba-tiba menepi, persis di bawah JPO. Awalnya kukira mereka hanya berdua, ternyata si kecil nyempil di boncengan tengah. Hujan memang tiba-tiba turun dengan derasnya, disertai angin yang juga cukup kencang. Laju kendaraan tertahan, tak bisa melaju secepat biasanya. Puncak jam “sibuk” Kota Pahlawan. Lima menit, sepuluh menit, hujan semakin menjadi. Keluarga kecil nampak bingung, mencari tempat yang nyaman untuk putranya. “Duduk saja di situ Bu, ada tempat kosong” Aku berseloroh. Sembari menggiring anaknya, “Iya, terima kasih Pak” sambil berlalu.  Membuntuti dibelakang si Bapak, sambil menenteng keresek tanggung warna putih, lengkap dengan kotak makanan warna cokelat, bertumpuk dua. Motor yang ditumpanginya pun dibiarkan tergeletak begitu saja, di tepi jalan, di bawah jembatan penyeberangan orang. “Di sana kering, nggak ada hujan, di sini langsung deras” Pungkasnya sambil menuding ke arah jalur yang dia lalui. Aku tersenyum, “Ya memang cuaca akhir-akhir ini mirip tahu bu...

Perjalanan yang tak pernah usang

Hamdalah , bisa kembali beraktivitas di tanah kelahiran. Diberi kesempatan untuk menikmati ibukota Jakarta, tak dimiliki semua pekerja profesional (red: karyawan). Genap lima tahun, akhirnya “dikembalikan” ke East Java , kalau kata orang “ Jowo Wetan ” alias Jawa Timur. Masih segar diingatan, ketika teman-teman di pabrik melepas kepergianku ke kantor pusat, sedih. Namun yang pasti kami selalu mendoakan yang terbaik satu sama lain.  Tawaran yang ku terima dari manajemen, adalah bagian dari restrukturisasi organisasi. Ya beruntung masih ditawari, daripada tanpa pekerjaan. Prosesnya memang tak mudah, tapi bersyukur, akhirnya restu itu ku terima, setelah hampir setahun penantian. Meskipun dalam hati bergumam, “semakin lama ditunda, semakin bagus pula”, toh ya aku masih bekerja di tempat yang sama. hehehe Kata orang, setiap pilihan itu mesti ada rasa “sakitnya”, tergantung masing-masing orang menerjemahkannya. Termasuk aku yang saat itu galau tingkat dewa. Menuju Jakarta, meninggalkan ...