Langsung ke konten utama

Hypnotherapy, how its work?

Self talk atau berbicara dengan diri sendiri, entah itu di depan cermin, menjelang tidur atau bahkan sedang beraktivitas, pasti pernah kita lakukan, meskipun secara tidak sengaja, alias di bawah alam sadar. Self talk merupakan bentuk reaksi pikiran kita terhadap kejadian saat ini dan “kemungkinan” yang akan terjadi di masa depan. Self talk adalah hal yang lumrah, namun ada hal yang perlu diperhatikan, be aware of the virus!

"Virus" atau pikiran negatif ini bisa muncul kapan pun dan berpotensi hinggap di masing-masing individu, tanpa bisa dikontrol. Virus negatif ini muncul dari pengalaman masa lalu yang membekas dan susah untuk dilupakan. Afirmasi negatif seminimal mungkin harus "ditekan", agar setiap tindakan membuahkan hasil yang baik

Saya masih ingat betul, bagaimana alam bawah sadar manusia itu luar biasa! Diusia masih menginjak sekolah menengah pertama alias SMP, pernah diajarkan guru bimbingan konseling atau Guru BK murid menyebut kala itu. Hypnotherapy itu mudah dan bisa dilakukan siapa saja. Tentang cara "merekayasa" pikiran yang ada. 

Saat itu kami tiba-tiba diajak memejamkan mata, sejurus kemudian kami diminta merentangkan tangan. Berikutnya kami diminta untuk konsentrasi, dan otak memerintahkan agar tangan ini menjadi tambah "panjang". Saya sedikit terhenyak dan berpikir, apakah mungkin tanganku akan molor? Dan tiba-tiba menjadi manusia elastis? 

Tak lama berselang, kami diajak membuka mata sembari mengamati lengan tangan. "Apakah ada perubahan dengan tangan kalian? Bertambah panjang?" lontar guru bertanya pada muridnya. "Tidak ada perubahan" jawab kami serempak. Kami pun masih bingung, maksud dan tujuan guru BK tersebut. 

Rasa penasaran kami terjawab sudah. Hypnotherapy sederhana diajarkan kepada kami, bahwa otak adalah pusat dari perintah jasmani kita. Kala itu dengan sabar, guru BK mempraktikkan tentang "pesan" itu. Satu diantara teman kami ditunjuk untuk maju ke depan kelas, untuk memberikan contoh "real" bahwa otak mampu mengubah "keadaan" dan "menembus batas"! 

Mula-mula satu siswa ini diminta untuk berkonsentrasi dan tetap tenang dan yang lain diminta diam, agar tak mengganggu fokus yang di depan. Guru BK itu sembari memberikan sugesti atau perintah ke siswa yang sudah mulai memejamkan mata. Temanku pun terdiam dengan mata tertutup. "Sekarang coba angkat kedua tanganmu ke depan sejajar bahu" guru BK memberikan perintah. 

Berikutnya, "Kemudian, berilah perintah kepada tangan kananmu agar lebih panjang dari tangan kirimu, jaga pikiran mu agar tetap konsentrasi". Kami yang berada di bangku masing-masing harap-harap cemas dengan rasa penasaran yang semakin menumpuk. "Ah masa iya bisa, tangan kita memanjang" bisik teman sebangkuku. 

"Ya kita lihat saja, bagaimana jadinya" jawabku. Teman di depan kelas mematung selama kurang lebih lima menit. Sambil terus menunggu, kami hanya diam terpaku menatap kawan yang sedang membuktikan "keajaiban" itu! 

Benar saja! Fakta bahwa tangan kanan "lebih panjang" dari tangan kirinya, hanya beberapa centimeter saja! "Kok bisa sih??? " temanku melempar pertanyaan ke Guru BK. Ternyata alasannya simpel, "Tugasmu hanya memerintah anggota tubuhmu untuk mengikuti perintah otak" singkat dan padat jawaban guruku. 

Kami yang penasaran "berjamaah" pun ingin mengecek fakta fenomena itu. Kali ini, kami mencoba dengan jari jemari! Caranya sederhana saja, posisikan jari jemari kanan dan kiri dengan pose mirip orang yang sedang mengucapkan idul fitri atau orang bertapa! 😅

Kemudian coba berikan perintah kepada salah satu jari jemari untuk lebih panjang dari satu sama lain diantara keduanya. Misal, jari sebelah kiri lebih panjang dari jari jemari tangan kanan. Konsentrasi! Dan lihatlah, jarimu akan menyesuaikan perintah. 

Kalau tidak percaya, silahkan  dicoba sendiri! 😅

Selamat mencoba dan MERDEKA!!! 

#Hypnotherapy #HypnotherapySederhana 

Ditulis ketika servis si Merah yang ngeblong 

#18Agustus2024 #Jakarta #Jaksel #JakaSelow


Foto: existensi.id
Chart of Hypnotherapy


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bali The Last Paradise

Hari pertama, langsung gas. Tak kendor sedikitpun meski mata terasa berat. Kantuk melanda sebagian peserta. Efek berangkat dini hari, bahkan rombongan flight pertama (jam 05:00) sudah stand by di bandara Soetta sejak pukul 03:00 dini hari! Hebat bukan? Ya, peserta harus berada di titik kumpul sesuai arahan dari travel agent dua jam sebelum pesawat lepas landas. Hal ini untuk mempermudah baik panitia, agen perjalanan dan peserta koordinasi, dan pastinya tak ketinggalan pesawat!  Berangkat di pagi buta memang tak mudah bagi sebagian peserta (termasuk saya pribadi hehehe ). Dibutuhkan kemauan, semangat dan tekad yang luar biasa untuk bangkit dari tempat tidur, bersih badan alias mandi dan gosok gigi, jangan lupa pakai baju dan semprot parfum yang wangi! 😂 Beruntung itinerary sudah di share komite dari jauh hari. Jadi tak perlu bingung dan bimbang, bawaan yang “wajib” dibawa pada saat workshop berlangsung pun sudah lengkap diinformasikan, termasuk kebutuhan pribadi seperti obat-o...

Balada Pejuang Bus Antarkota

Pasutri itu tiba-tiba menepi, persis di bawah JPO. Awalnya kukira mereka hanya berdua, ternyata si kecil nyempil di boncengan tengah. Hujan memang tiba-tiba turun dengan derasnya, disertai angin yang juga cukup kencang. Laju kendaraan tertahan, tak bisa melaju secepat biasanya. Puncak jam “sibuk” Kota Pahlawan. Lima menit, sepuluh menit, hujan semakin menjadi. Keluarga kecil nampak bingung, mencari tempat yang nyaman untuk putranya. “Duduk saja di situ Bu, ada tempat kosong” Aku berseloroh. Sembari menggiring anaknya, “Iya, terima kasih Pak” sambil berlalu.  Membuntuti dibelakang si Bapak, sambil menenteng keresek tanggung warna putih, lengkap dengan kotak makanan warna cokelat, bertumpuk dua. Motor yang ditumpanginya pun dibiarkan tergeletak begitu saja, di tepi jalan, di bawah jembatan penyeberangan orang. “Di sana kering, nggak ada hujan, di sini langsung deras” Pungkasnya sambil menuding ke arah jalur yang dia lalui. Aku tersenyum, “Ya memang cuaca akhir-akhir ini mirip tahu bu...

Perjalanan yang tak pernah usang

Hamdalah , bisa kembali beraktivitas di tanah kelahiran. Diberi kesempatan untuk menikmati ibukota Jakarta, tak dimiliki semua pekerja profesional (red: karyawan). Genap lima tahun, akhirnya “dikembalikan” ke East Java , kalau kata orang “ Jowo Wetan ” alias Jawa Timur. Masih segar diingatan, ketika teman-teman di pabrik melepas kepergianku ke kantor pusat, sedih. Namun yang pasti kami selalu mendoakan yang terbaik satu sama lain.  Tawaran yang ku terima dari manajemen, adalah bagian dari restrukturisasi organisasi. Ya beruntung masih ditawari, daripada tanpa pekerjaan. Prosesnya memang tak mudah, tapi bersyukur, akhirnya restu itu ku terima, setelah hampir setahun penantian. Meskipun dalam hati bergumam, “semakin lama ditunda, semakin bagus pula”, toh ya aku masih bekerja di tempat yang sama. hehehe Kata orang, setiap pilihan itu mesti ada rasa “sakitnya”, tergantung masing-masing orang menerjemahkannya. Termasuk aku yang saat itu galau tingkat dewa. Menuju Jakarta, meninggalkan ...