Langsung ke konten utama

Pemilu 2019

#2019pemilu
03 April 2019

Kurang dari 14 hari lagi negeri ini menggelar "hajatan" besar lima tahunan, tepatnya 17 April 2019. Ya, pemilu kali ini cukup serentak, diantaranya pemilihan Calon Presiden dan wakilnya, DPR RI,DPD RI,DPRD Propinsi dan Kota/Kabupaten. Selama dua pekan terakhir baik dimedia online maupun televisi sering kita saksikan iklan kampanye. Bentuk penyampaiannya pun sangat bervariatif. Ada yang mengandalkan orasi, dangdutan, maupun "himne" partai. Secara umum pesan yang disampaikan hampir sama, yakni untuk Indonesia lebih makmur, maju dan aman.

Ternyata secara teori iklan kampanye tersebut memuat teori yang telah lama disampaikan oleh Emil Dofivat (1968). Perulangan pada iklan kampanye mengandung unsur sugesti dan mempengaruhi alam bawah sadar kita. Dofivat mengungkap bahwa perulangan merupakan salah satu dari tiga prinsip untuk menaklukkan/ mempengaruhi massa.

Dofivat mengungkap ada tiga prinsip dalam menggerakkan massa (die Grundgesetze der Massenfuhrung)
1. die Geistige Vereinfachung yakni tema yang disampaikan harus disajikan dengan bahasa yang sederhana dan jelas
2. die hammernde Wiederholung yaitu gagasan yang sama diulang berkali-kali dengan cara yang variatif dan beranekaragam. Dofivat mengutip Al Dous Huxley dalam brave new world bahwa kebenaran adalah kebohongan dikalikan dengan 62.000
3. die Gefuhlmassige Steigerung adalah penyampaian dengan menggunakan emosi secara intensif. Emosi itu meliputi kebencian, rasa belas kasihan,perasaan bersalah, keinginan yang menonjol (Dofivat, 1968:114-164, dalam Psikologi Komunikasi, Drs.Jalaludin Rahmat,M.Sc, 2007)

Namun tidak hanya terbatas pada kampanye, teori tersebut juga sangat berkaitan dengan dunia marketing/ sales. Yakni, strategi untuk mengenalkan produk dan membentuk customer yang loyal.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bali The Last Paradise

Hari pertama, langsung gas. Tak kendor sedikitpun meski mata terasa berat. Kantuk melanda sebagian peserta. Efek berangkat dini hari, bahkan rombongan flight pertama (jam 05:00) sudah stand by di bandara Soetta sejak pukul 03:00 dini hari! Hebat bukan? Ya, peserta harus berada di titik kumpul sesuai arahan dari travel agent dua jam sebelum pesawat lepas landas. Hal ini untuk mempermudah baik panitia, agen perjalanan dan peserta koordinasi, dan pastinya tak ketinggalan pesawat!  Berangkat di pagi buta memang tak mudah bagi sebagian peserta (termasuk saya pribadi hehehe ). Dibutuhkan kemauan, semangat dan tekad yang luar biasa untuk bangkit dari tempat tidur, bersih badan alias mandi dan gosok gigi, jangan lupa pakai baju dan semprot parfum yang wangi! 😂 Beruntung itinerary sudah di share komite dari jauh hari. Jadi tak perlu bingung dan bimbang, bawaan yang “wajib” dibawa pada saat workshop berlangsung pun sudah lengkap diinformasikan, termasuk kebutuhan pribadi seperti obat-o...

Balada Pejuang Bus Antarkota

Pasutri itu tiba-tiba menepi, persis di bawah JPO. Awalnya kukira mereka hanya berdua, ternyata si kecil nyempil di boncengan tengah. Hujan memang tiba-tiba turun dengan derasnya, disertai angin yang juga cukup kencang. Laju kendaraan tertahan, tak bisa melaju secepat biasanya. Puncak jam “sibuk” Kota Pahlawan. Lima menit, sepuluh menit, hujan semakin menjadi. Keluarga kecil nampak bingung, mencari tempat yang nyaman untuk putranya. “Duduk saja di situ Bu, ada tempat kosong” Aku berseloroh. Sembari menggiring anaknya, “Iya, terima kasih Pak” sambil berlalu.  Membuntuti dibelakang si Bapak, sambil menenteng keresek tanggung warna putih, lengkap dengan kotak makanan warna cokelat, bertumpuk dua. Motor yang ditumpanginya pun dibiarkan tergeletak begitu saja, di tepi jalan, di bawah jembatan penyeberangan orang. “Di sana kering, nggak ada hujan, di sini langsung deras” Pungkasnya sambil menuding ke arah jalur yang dia lalui. Aku tersenyum, “Ya memang cuaca akhir-akhir ini mirip tahu bu...

Perjalanan yang tak pernah usang

Hamdalah , bisa kembali beraktivitas di tanah kelahiran. Diberi kesempatan untuk menikmati ibukota Jakarta, tak dimiliki semua pekerja profesional (red: karyawan). Genap lima tahun, akhirnya “dikembalikan” ke East Java , kalau kata orang “ Jowo Wetan ” alias Jawa Timur. Masih segar diingatan, ketika teman-teman di pabrik melepas kepergianku ke kantor pusat, sedih. Namun yang pasti kami selalu mendoakan yang terbaik satu sama lain.  Tawaran yang ku terima dari manajemen, adalah bagian dari restrukturisasi organisasi. Ya beruntung masih ditawari, daripada tanpa pekerjaan. Prosesnya memang tak mudah, tapi bersyukur, akhirnya restu itu ku terima, setelah hampir setahun penantian. Meskipun dalam hati bergumam, “semakin lama ditunda, semakin bagus pula”, toh ya aku masih bekerja di tempat yang sama. hehehe Kata orang, setiap pilihan itu mesti ada rasa “sakitnya”, tergantung masing-masing orang menerjemahkannya. Termasuk aku yang saat itu galau tingkat dewa. Menuju Jakarta, meninggalkan ...