Langsung ke konten utama

Pasar Tradisional Kepulungan

Pasar Tradisional Kepulungan
1 Juni 2019

Memasuki H-4 lebaran 1440 Hijriah pasar tradisional yang terletak di Desa Kepulungan, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan mulai ramai dipadati pengunjung. Tak terkecuali pedagang pakaian. Sekira jam 5 an, pasar masih terlihat lengang, hanya pedagang yang sudah siap dengan lapaknya menyambut pembeli.

Namun tidak demikian dengan pedagang pakaian satu ini. Hanya berbekal alas terpal dan sebuah gantungan baju, dengan cekatan emak paruh baya ini menata barang dagangnya. Kios nya terletak persis dipelataran mushollah pasar, besebelahan dengan nenek penjual sayur, ya berlantaikan jalan pasar. Namun jangan berpikir negatif dulu. Pasar ini cukup bersih jika dibandingkan dengan pasar-pasar tradisional lainnya.

Satu, dua, tiga!!!beberapa potong pakaian berbagai usia mulai terpajang. Hanya butuh waktu kurang dari tiga puluh menit lho!!Mulai dari pakaian anak kecil hingga dewasa tersedia di kios pakaian "beberan" (red:lesehan) ibu satu ini. Tersedia setelan baju anak, daster, celana pendek, jilbab dan masih banyak pilihan pakaian lainnya. Lumayan, beberapa pembeli terlihat antusias untuk memilih-milih pakaian sebelum memutuskan untuk membeli.
Semoga laris dagangannya ya Bu!! Itung-itung bisa beli nastar untuk suguhan lebaran yang kurang beberapa hari lagi. Semoga berkah...aaamiiin..


  • Sekedar informasi, jalan yang melingkar dan ber gang sekitar pasar cukup luas, sehingga memungkinkan kendaraan roda dua untuk langsung akses ke tengah pasar. Dalam perkembangannya, Pasar Kepulungan ini mulanya hanya pasar rakyat dengan beberapa penjual mlijo. Namun, karena letaknya yang strategis, berada di Jalan Raya Surabaya Malang, pasar ini mulai dilirik Pemkab Pasuruan. Perlahan tapi pasti, pembangunan pasar ini semakin hari semakin besar hingga sekarang. So, jangan pernah gengsi untuk ke pasar tradisional


*Tulisan ini saya ketik sambil nunggu selep (red:giling) yang antrinya luar biasa mengular!!salam cilok.

#pasar #tradisional #pasartradisional #Kepulungan #Pasuruan #JawaTimur #Ramadhan #IdulFitri #1440H #ayokepasar #pastrad

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bali The Last Paradise

Hari pertama, langsung gas. Tak kendor sedikitpun meski mata terasa berat. Kantuk melanda sebagian peserta. Efek berangkat dini hari, bahkan rombongan flight pertama (jam 05:00) sudah stand by di bandara Soetta sejak pukul 03:00 dini hari! Hebat bukan? Ya, peserta harus berada di titik kumpul sesuai arahan dari travel agent dua jam sebelum pesawat lepas landas. Hal ini untuk mempermudah baik panitia, agen perjalanan dan peserta koordinasi, dan pastinya tak ketinggalan pesawat!  Berangkat di pagi buta memang tak mudah bagi sebagian peserta (termasuk saya pribadi hehehe ). Dibutuhkan kemauan, semangat dan tekad yang luar biasa untuk bangkit dari tempat tidur, bersih badan alias mandi dan gosok gigi, jangan lupa pakai baju dan semprot parfum yang wangi! 😂 Beruntung itinerary sudah di share komite dari jauh hari. Jadi tak perlu bingung dan bimbang, bawaan yang “wajib” dibawa pada saat workshop berlangsung pun sudah lengkap diinformasikan, termasuk kebutuhan pribadi seperti obat-o...

Balada Pejuang Bus Antarkota

Pasutri itu tiba-tiba menepi, persis di bawah JPO. Awalnya kukira mereka hanya berdua, ternyata si kecil nyempil di boncengan tengah. Hujan memang tiba-tiba turun dengan derasnya, disertai angin yang juga cukup kencang. Laju kendaraan tertahan, tak bisa melaju secepat biasanya. Puncak jam “sibuk” Kota Pahlawan. Lima menit, sepuluh menit, hujan semakin menjadi. Keluarga kecil nampak bingung, mencari tempat yang nyaman untuk putranya. “Duduk saja di situ Bu, ada tempat kosong” Aku berseloroh. Sembari menggiring anaknya, “Iya, terima kasih Pak” sambil berlalu.  Membuntuti dibelakang si Bapak, sambil menenteng keresek tanggung warna putih, lengkap dengan kotak makanan warna cokelat, bertumpuk dua. Motor yang ditumpanginya pun dibiarkan tergeletak begitu saja, di tepi jalan, di bawah jembatan penyeberangan orang. “Di sana kering, nggak ada hujan, di sini langsung deras” Pungkasnya sambil menuding ke arah jalur yang dia lalui. Aku tersenyum, “Ya memang cuaca akhir-akhir ini mirip tahu bu...

Perjalanan yang tak pernah usang

Hamdalah , bisa kembali beraktivitas di tanah kelahiran. Diberi kesempatan untuk menikmati ibukota Jakarta, tak dimiliki semua pekerja profesional (red: karyawan). Genap lima tahun, akhirnya “dikembalikan” ke East Java , kalau kata orang “ Jowo Wetan ” alias Jawa Timur. Masih segar diingatan, ketika teman-teman di pabrik melepas kepergianku ke kantor pusat, sedih. Namun yang pasti kami selalu mendoakan yang terbaik satu sama lain.  Tawaran yang ku terima dari manajemen, adalah bagian dari restrukturisasi organisasi. Ya beruntung masih ditawari, daripada tanpa pekerjaan. Prosesnya memang tak mudah, tapi bersyukur, akhirnya restu itu ku terima, setelah hampir setahun penantian. Meskipun dalam hati bergumam, “semakin lama ditunda, semakin bagus pula”, toh ya aku masih bekerja di tempat yang sama. hehehe Kata orang, setiap pilihan itu mesti ada rasa “sakitnya”, tergantung masing-masing orang menerjemahkannya. Termasuk aku yang saat itu galau tingkat dewa. Menuju Jakarta, meninggalkan ...