Langsung ke konten utama

Rapid Test di Stasiun Gambir, Gratis Wisata!!

Selama pandemic COVID 19, pemerintah tak mau kecolongan dengan jumlah pasien positif Corona melonjak. Salah satu antisipasi yang diambil adalah pencegahan sejak dini terhadap calon penumpang moda transportasi umum, seperti via pesawat dan kereta api. Bagi calon penumpang baik pesawat dan kereta api diwajibkan untuk rapid test dengan hasil non reaktif sebelum keberangkatan. 

Mahalnya biaya rapid dirumah sakit atau klinik memang memberatkan bagi calon penumpang, untuk itu pemerintah melalui PT. Kereta Api Indonesia (Persero) memberikan pilihan solusi bagi calon penumpang, yakni biaya rapid murah. Ya, penumpang hanya perlu membayar delapan puluh lima ribu rupiah atau hampir separuh dari harga "normal" diluaran. 

Calon penumpang hanya perlu datang ke stasiun yang telah ditentukan untuk pengadaan rapid test. Di Jakarta ada dua stasiun dengan fasilitas rapid test, yakni Stasiun Gambir dan Stasiun Pasar Senen. Syaratnya cukup mudah, tunjukkan kode booking tiket anda, dan tentunya uang tunai untuk pembayaran. 😂

Alur yang perlu diperhatikan

Pertama, ambil nomor antrian pada loket yang disediakan dan siapkan kode booking tiketnya. Hanya info, kalau di Stasiun Gambir ada empat bilik yang disediakan. Dua bilik untuk pendaftaran dan dua bilik lainnya untuk pengambilan darah dan hasil rapid test. Pada loket pendaftaran anda diminta mengisi nama dan nomor kode booking tiket serta nomor handphone. Berikutnya ke bilik pembayaran, anda akan menerima kwitansi dan oleh petugas akan diberikan rapid tools untuk persiapan pengambilan sample.

Kedua, setelah menerima rapid tools anda akan diarahkan ke bilik penerimaan sample dan hasil rapid. Serahkan rapid tools yang telah anda terima sembari pengambilan sample darah. Jangan lupa pakai hand sanitizer yang telah disediakan sebelum ambil darah. Berikutnya adalah menunggu hasil rapid test anda keluar. Waktu tunggu hasil rapid tidak butuh waktu lama, kurang lebih sepuluh menitan. 

Kesan dan pengalaman dari rapid test di Stasiun Gambir adalah bersih, tertib dan rapi. Ketika antri pun jaga jarak sangat diperhatikan. Dan satu lagi, gratis wisata Monumen Nasional alias Tugu Monas. Tak ada salahnya Anda menengok monumen nan tinggi menjulang itu.😅

Happy trip Lur!!!Salam sepur...

#KeretaApiIndonesia #KAI #Kereta #KeretaApi #Sepur #StasiunGambir #Stasiun #Jakarta #IbukotaJakarta #Indonesia #WonderfulIndonesia #Monas #TuguMonas #MonumenNasional







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bali The Last Paradise

Hari pertama, langsung gas. Tak kendor sedikitpun meski mata terasa berat. Kantuk melanda sebagian peserta. Efek berangkat dini hari, bahkan rombongan flight pertama (jam 05:00) sudah stand by di bandara Soetta sejak pukul 03:00 dini hari! Hebat bukan? Ya, peserta harus berada di titik kumpul sesuai arahan dari travel agent dua jam sebelum pesawat lepas landas. Hal ini untuk mempermudah baik panitia, agen perjalanan dan peserta koordinasi, dan pastinya tak ketinggalan pesawat!  Berangkat di pagi buta memang tak mudah bagi sebagian peserta (termasuk saya pribadi hehehe ). Dibutuhkan kemauan, semangat dan tekad yang luar biasa untuk bangkit dari tempat tidur, bersih badan alias mandi dan gosok gigi, jangan lupa pakai baju dan semprot parfum yang wangi! 😂 Beruntung itinerary sudah di share komite dari jauh hari. Jadi tak perlu bingung dan bimbang, bawaan yang “wajib” dibawa pada saat workshop berlangsung pun sudah lengkap diinformasikan, termasuk kebutuhan pribadi seperti obat-o...

Balada Pejuang Bus Antarkota

Pasutri itu tiba-tiba menepi, persis di bawah JPO. Awalnya kukira mereka hanya berdua, ternyata si kecil nyempil di boncengan tengah. Hujan memang tiba-tiba turun dengan derasnya, disertai angin yang juga cukup kencang. Laju kendaraan tertahan, tak bisa melaju secepat biasanya. Puncak jam “sibuk” Kota Pahlawan. Lima menit, sepuluh menit, hujan semakin menjadi. Keluarga kecil nampak bingung, mencari tempat yang nyaman untuk putranya. “Duduk saja di situ Bu, ada tempat kosong” Aku berseloroh. Sembari menggiring anaknya, “Iya, terima kasih Pak” sambil berlalu.  Membuntuti dibelakang si Bapak, sambil menenteng keresek tanggung warna putih, lengkap dengan kotak makanan warna cokelat, bertumpuk dua. Motor yang ditumpanginya pun dibiarkan tergeletak begitu saja, di tepi jalan, di bawah jembatan penyeberangan orang. “Di sana kering, nggak ada hujan, di sini langsung deras” Pungkasnya sambil menuding ke arah jalur yang dia lalui. Aku tersenyum, “Ya memang cuaca akhir-akhir ini mirip tahu bu...

Perjalanan yang tak pernah usang

Hamdalah , bisa kembali beraktivitas di tanah kelahiran. Diberi kesempatan untuk menikmati ibukota Jakarta, tak dimiliki semua pekerja profesional (red: karyawan). Genap lima tahun, akhirnya “dikembalikan” ke East Java , kalau kata orang “ Jowo Wetan ” alias Jawa Timur. Masih segar diingatan, ketika teman-teman di pabrik melepas kepergianku ke kantor pusat, sedih. Namun yang pasti kami selalu mendoakan yang terbaik satu sama lain.  Tawaran yang ku terima dari manajemen, adalah bagian dari restrukturisasi organisasi. Ya beruntung masih ditawari, daripada tanpa pekerjaan. Prosesnya memang tak mudah, tapi bersyukur, akhirnya restu itu ku terima, setelah hampir setahun penantian. Meskipun dalam hati bergumam, “semakin lama ditunda, semakin bagus pula”, toh ya aku masih bekerja di tempat yang sama. hehehe Kata orang, setiap pilihan itu mesti ada rasa “sakitnya”, tergantung masing-masing orang menerjemahkannya. Termasuk aku yang saat itu galau tingkat dewa. Menuju Jakarta, meninggalkan ...