Langsung ke konten utama

Ayo Mudik, Jangan Panik!

Lebaran Idul Fitri 1443H tinggal menghitung hari, itu artinya para perantau siap melakukan ritual tahunan, mudik alias pulang kampung, tak terkecuali saya!hehehe

Momen mudik lebaran tahun ini akan "beda" dengan momen mudik dua tahun sebelumnya, itu artinya tahun 2020 dan 2021 ada pembatasan karena pandemi covid-19. 

Kini memasuki tahun 2022, pemerintah mulai melonggarkan mobilisasi warga dengan catatan. Warga yang akan mudik diwajibkan untuk mematuhi prokes. Hal ini untuk menghindari lonjakan kasus harian covid pasca lebaran.

Setiap warga yang melakukan perjalanan baik melalui transportasi darat, air dan udara diwajibkan telah memperoleh vaksin hingga dosis ketiga atau booster. Bagi calon penumpang yang telah mendapatkan vaksin booster dibebaskan dari test PCR atau antigen.

Bagi calon penumpang yang telah mendapatkan vaksinasi dosis dua, diwajibkan menunjukkan hasil rapid antigen 1x24, atau PCR 3x24 jam dengan hasil negatif.

Sedangkan bagi calon penumpang yang baru mendapatkan vaksinasi dosis pertama, wajib menunjukkan hasil test PCR dengan hasil negatif.

Setiap warga yang mempunyai komorbid dan tidak bisa mendapatkan vaksinasi covid, wajib membawa surat keterangan dokter bahwa yang bersangkutan layak untuk melakukan perjalanan.


Mudik budhal awal!

Pemerintah menghimbau kepada masyarakat yang akan melakukan perjalanan mudik, untuk start lebih awal. Lebih untuk mengurai kepadatan yang terjadi, terutama arus mudik dari Jakarta ke Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Hal inilah yang menjadi concern pemerintah untuk menghindari ledakan pemudik. Dua tahun tak pulang kampung, rasa kangen tak tertampung. Pemerintah memprediksi puncak arus mudik lebaran akan terjadi ditanggal 28-29 April 2022. 

Pemerintah melalui Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumardi, dalam wawancara dengan salah satu televisi swasta, 27 April 2022, menyatakan bahwa animo masyarakat mengikuti program mudik gratis yang digalang pemerintah cukup tinggi. 

Dari jalur rel alias kereta api, KAI telah menyiapkan 8,4 juta kursi untuk menampung calon pemudik. 

Sementara dari jalur toll, penerapan sistem one way yang akan dilakukan mulai hari ini (28/04/2022) telah melalui proses survey lapangan yang dibantu oleh TNI dan Polri. Tak lain tujuannya untuk mengurangi kemacetan yang terjadi setiap musim mudik.

Beliau juga menyinggung tentang harga transportasi publik yang tarifnya naik hingga 100%. Kenaikan yang terjadi dipastikan hanya pada kelas eksekutif atau bisnis, untuk tarif ekonomi, pemerintah menjamin penyelenggara angkutan mudik akan mengikuti peraturan pemerintah tentang batas atas tarif mudik lebaran tahun 2022.

Semoga gelaran mudik dan arus balik tahun 2022 berjalan dengan lancar. Aamiin..Hati-hati dan tetap waspada ditengah perjalanan kawan! Selamat mudik, selamat berkumpul dengan handai tolan di kampung halaman.

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1443 H. Mohon Maaf Lahir dan Batin!





Komentar

Posting Komentar

Terima kasih telah mengunjungi www.besongol.xyz
Untuk saran dan kritik perbaikan sangat terbuka. Silahkan tinggalkan komentar

Postingan populer dari blog ini

Bali The Last Paradise

Hari pertama, langsung gas. Tak kendor sedikitpun meski mata terasa berat. Kantuk melanda sebagian peserta. Efek berangkat dini hari, bahkan rombongan flight pertama (jam 05:00) sudah stand by di bandara Soetta sejak pukul 03:00 dini hari! Hebat bukan? Ya, peserta harus berada di titik kumpul sesuai arahan dari travel agent dua jam sebelum pesawat lepas landas. Hal ini untuk mempermudah baik panitia, agen perjalanan dan peserta koordinasi, dan pastinya tak ketinggalan pesawat!  Berangkat di pagi buta memang tak mudah bagi sebagian peserta (termasuk saya pribadi hehehe ). Dibutuhkan kemauan, semangat dan tekad yang luar biasa untuk bangkit dari tempat tidur, bersih badan alias mandi dan gosok gigi, jangan lupa pakai baju dan semprot parfum yang wangi! 😂 Beruntung itinerary sudah di share komite dari jauh hari. Jadi tak perlu bingung dan bimbang, bawaan yang “wajib” dibawa pada saat workshop berlangsung pun sudah lengkap diinformasikan, termasuk kebutuhan pribadi seperti obat-o...

Balada Pejuang Bus Antarkota

Pasutri itu tiba-tiba menepi, persis di bawah JPO. Awalnya kukira mereka hanya berdua, ternyata si kecil nyempil di boncengan tengah. Hujan memang tiba-tiba turun dengan derasnya, disertai angin yang juga cukup kencang. Laju kendaraan tertahan, tak bisa melaju secepat biasanya. Puncak jam “sibuk” Kota Pahlawan. Lima menit, sepuluh menit, hujan semakin menjadi. Keluarga kecil nampak bingung, mencari tempat yang nyaman untuk putranya. “Duduk saja di situ Bu, ada tempat kosong” Aku berseloroh. Sembari menggiring anaknya, “Iya, terima kasih Pak” sambil berlalu.  Membuntuti dibelakang si Bapak, sambil menenteng keresek tanggung warna putih, lengkap dengan kotak makanan warna cokelat, bertumpuk dua. Motor yang ditumpanginya pun dibiarkan tergeletak begitu saja, di tepi jalan, di bawah jembatan penyeberangan orang. “Di sana kering, nggak ada hujan, di sini langsung deras” Pungkasnya sambil menuding ke arah jalur yang dia lalui. Aku tersenyum, “Ya memang cuaca akhir-akhir ini mirip tahu bu...

Perjalanan yang tak pernah usang

Hamdalah , bisa kembali beraktivitas di tanah kelahiran. Diberi kesempatan untuk menikmati ibukota Jakarta, tak dimiliki semua pekerja profesional (red: karyawan). Genap lima tahun, akhirnya “dikembalikan” ke East Java , kalau kata orang “ Jowo Wetan ” alias Jawa Timur. Masih segar diingatan, ketika teman-teman di pabrik melepas kepergianku ke kantor pusat, sedih. Namun yang pasti kami selalu mendoakan yang terbaik satu sama lain.  Tawaran yang ku terima dari manajemen, adalah bagian dari restrukturisasi organisasi. Ya beruntung masih ditawari, daripada tanpa pekerjaan. Prosesnya memang tak mudah, tapi bersyukur, akhirnya restu itu ku terima, setelah hampir setahun penantian. Meskipun dalam hati bergumam, “semakin lama ditunda, semakin bagus pula”, toh ya aku masih bekerja di tempat yang sama. hehehe Kata orang, setiap pilihan itu mesti ada rasa “sakitnya”, tergantung masing-masing orang menerjemahkannya. Termasuk aku yang saat itu galau tingkat dewa. Menuju Jakarta, meninggalkan ...