Langsung ke konten utama

Luruh Ilmu Di Taman Martha Christina Tiahahu

No Park, No Party! begitulah kira-kira jika di Kota Metropolitan Jakarta, ini jarang ditemui taman bermain atau ruang terbuka hijau. Di Kawasan Jakarta Selatan, keberadaan taman cukup mudah dijumpai, bahkan setiap perumahan ada RPTRA, Ruang Publik Terpadu Ramah Anak. 

Nah, dari sekian banyak taman yang tersebar di wilayah Jaksel, ada satu taman yang lain daripada yang lain alias unik, Taman Martha Christina Tiahahu. Taman yang baru diresmikan oleh Gubernur Anies Baswedan ini memiliki nama lain Taman Literasi!

Nama taman ini diambil dari salah satu dari sekian banyak pahlawan wanita di Indonesia. Pahlawan yang berasal dari Desa Abubu, Nusalaut, Maluku Tengah, ini diabadikan menjadi nama taman di tempat yang cukup strategis di Jakarta. 

Taman MCT berada di Kawasan Blok M, persisnya di seberang Blok M Plaza. Untuk menjangkau taman dengan angkutan publik, bahkan sangat mudah. Via Moda Raya Terpadu alias MRT, Anda cukup berhenti di Stasiun Blok M BCA. Cari gate keluar MCT. Begitu menuruni anak tangga, tengok ke sebelah kiri dan taaarraaaaa.....Anda sudah sampai di tujuan!

Sebelum akhirnya dipugar, taman ini dulunya terkesan kumuh. Mohon maaf, bahkan dimanfaatkan orang dengan masalah sosial, alias gelandangan. Kolam yang berada di tengah-tengah taman terlihat keruh penuh lumut, dan parahnya lagi dimanfaatkan untuk memancing!

Belum lagi rumput yang tumbuh cukup liar, ditambah ayam peliharaan yang terlihat tak terurus, amburadul!

Kini setelah direnovasi, MCT sudah dibuka untuk umum. Sepintas tak ada beda dengan taman lainnya, namun yang menarik, taman ini menyediakan taman baca lengkap dengan perpustakaannya. Sekilas, setiap pengunjung yang ingin meminjam buku, diwajibkan untuk melakukan scan barcode untuk mengisi form registrasi.

Taman MCT dirombak sedemikian rupa sehingga layak masuk dalam list taman yang wajib dikunjungi. Rooftop yang melingkar ditengah taman serta rumah baca yang nyaman, membuat kutu buku betah di taman ini. Kolam yang dulunya keruh, kini disulap menjadi lebih bersih dan kinclong airnya!

Dari pantauan visual, ada beberapa titik ruangan yang nantinya diperuntukkan sebagai ruang baca. Transparan, karena dikelilingi kaca, jadi tak ada dinding. Hitung-hitung hemat listrik, mengandalkan pencahayaan sinar matahari.

Tak usah khawatir haus kalau sedang berkunjung ke taman MCT, ada canteen corner. Di sini menyediakan aneka makanan ringan dan minuman. Jangan lupa, setiap sampah sisa kemasan makanan dan minuman buang di tempatnya ya! 

Fasumnya masih berfungsi sangat baik. Ada mushollah dan toilet yang cukup bersih dan terawat. Tempat sampah juga cukup mudah dijumpai, tinggal kesadaran pengunjung taman untuk menjaga kebersihan dan ketertiban bersama.

Seperti taman lainnya, di MCT juga ada mainan anak-anak. Ada komidi putar dan permainan ketangkasan. 

Tak ada salahnya untuk mencoba berkunjung ke Taman Literasi Martha Christina Tiahahu, dapat ilmu, banyak tahu!


#CMT #JAKARTA #JAKSEL #JAKARTASELATAN #WONDERFULINDONESIA #INDONESIA #TAMAN #CERITADARITAMAN #TAMAN #RPTRA











Komentar

Posting Komentar

Terima kasih telah mengunjungi www.besongol.xyz
Untuk saran dan kritik perbaikan sangat terbuka. Silahkan tinggalkan komentar

Postingan populer dari blog ini

Bali The Last Paradise

Hari pertama, langsung gas. Tak kendor sedikitpun meski mata terasa berat. Kantuk melanda sebagian peserta. Efek berangkat dini hari, bahkan rombongan flight pertama (jam 05:00) sudah stand by di bandara Soetta sejak pukul 03:00 dini hari! Hebat bukan? Ya, peserta harus berada di titik kumpul sesuai arahan dari travel agent dua jam sebelum pesawat lepas landas. Hal ini untuk mempermudah baik panitia, agen perjalanan dan peserta koordinasi, dan pastinya tak ketinggalan pesawat!  Berangkat di pagi buta memang tak mudah bagi sebagian peserta (termasuk saya pribadi hehehe ). Dibutuhkan kemauan, semangat dan tekad yang luar biasa untuk bangkit dari tempat tidur, bersih badan alias mandi dan gosok gigi, jangan lupa pakai baju dan semprot parfum yang wangi! 😂 Beruntung itinerary sudah di share komite dari jauh hari. Jadi tak perlu bingung dan bimbang, bawaan yang “wajib” dibawa pada saat workshop berlangsung pun sudah lengkap diinformasikan, termasuk kebutuhan pribadi seperti obat-o...

Balada Pejuang Bus Antarkota

Pasutri itu tiba-tiba menepi, persis di bawah JPO. Awalnya kukira mereka hanya berdua, ternyata si kecil nyempil di boncengan tengah. Hujan memang tiba-tiba turun dengan derasnya, disertai angin yang juga cukup kencang. Laju kendaraan tertahan, tak bisa melaju secepat biasanya. Puncak jam “sibuk” Kota Pahlawan. Lima menit, sepuluh menit, hujan semakin menjadi. Keluarga kecil nampak bingung, mencari tempat yang nyaman untuk putranya. “Duduk saja di situ Bu, ada tempat kosong” Aku berseloroh. Sembari menggiring anaknya, “Iya, terima kasih Pak” sambil berlalu.  Membuntuti dibelakang si Bapak, sambil menenteng keresek tanggung warna putih, lengkap dengan kotak makanan warna cokelat, bertumpuk dua. Motor yang ditumpanginya pun dibiarkan tergeletak begitu saja, di tepi jalan, di bawah jembatan penyeberangan orang. “Di sana kering, nggak ada hujan, di sini langsung deras” Pungkasnya sambil menuding ke arah jalur yang dia lalui. Aku tersenyum, “Ya memang cuaca akhir-akhir ini mirip tahu bu...

Perjalanan yang tak pernah usang

Hamdalah , bisa kembali beraktivitas di tanah kelahiran. Diberi kesempatan untuk menikmati ibukota Jakarta, tak dimiliki semua pekerja profesional (red: karyawan). Genap lima tahun, akhirnya “dikembalikan” ke East Java , kalau kata orang “ Jowo Wetan ” alias Jawa Timur. Masih segar diingatan, ketika teman-teman di pabrik melepas kepergianku ke kantor pusat, sedih. Namun yang pasti kami selalu mendoakan yang terbaik satu sama lain.  Tawaran yang ku terima dari manajemen, adalah bagian dari restrukturisasi organisasi. Ya beruntung masih ditawari, daripada tanpa pekerjaan. Prosesnya memang tak mudah, tapi bersyukur, akhirnya restu itu ku terima, setelah hampir setahun penantian. Meskipun dalam hati bergumam, “semakin lama ditunda, semakin bagus pula”, toh ya aku masih bekerja di tempat yang sama. hehehe Kata orang, setiap pilihan itu mesti ada rasa “sakitnya”, tergantung masing-masing orang menerjemahkannya. Termasuk aku yang saat itu galau tingkat dewa. Menuju Jakarta, meninggalkan ...