Langsung ke konten utama

Pantai Tanjung Penyu, Wisata Pantai di Selatan Malang yang Masih Unyu-unyu

Bagi pecinta pantai, bisa jadi nama tersebut masih asing ditelinga, ya Pantai Tanjung Penyu ini terletak di gugusan pantai selatan, Kabupaten Malang. Tepatnya di Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Pantai ini terbilang masih baru alias unyu-unyu.  

Khas pantai selatan yang menawarkan pemandangan yang memanjakan mata, hamparan pasir putih yang menyilaukan mata, ditambah rerimbunan pohon yang masih terjaga, serta birunya air laut begitu mempesona, membuat pengunjung pantai ini betah dan berlama-lama di sini.

Sungguh beruntung ketika berkunjung ke sini, informasi yang kami dapat, Pantai Tanjung Penyu (akr: PTP)ini baru saja diresmikan dan dibuka untuk umum pada tanggal 27 Desember 2023, keesokan harinya, 28 Desember 2023, kami touch down di pantai ini. Fasumnya masih on progress, hanya saja kalau untuk mandi dan bilas, sudah bisa digunakan. Lalu bagaimana dengan warung atau kafetarianya? 

Di PTP ini ada beberapa warung yang sudah buka, untuk menjamu pengunjung pantai yang ingin mengisi bahan bakar perut. Aneka masakan khas pesisir atau pantai, ada es kelapa muda, aneka olahan ikan, mau bakar atau goreng? ada dong! Meskipun hanya baru segelintir pedagang yang membuka lapaknya, namun konsep pembangunan PTP ini patut diacungi jempol!

Ada yang bilang, PTP ini "Pantai Pandawa"-nya Jawa! tak salah sih, karena dilihat dari infrastruktur yang dibangun, sepertinya akan dibangun resort, mirip dikebanyakan pantai di Bali. Akses masuknya terlihat "mirip" ke Pantai Pandawa, bukit di "kepras" sedimikian rupa. Jalannya masih belum seratus persen aspal, namun dijamin aman.

Mau seru-seruan di PTP? Bisa!!

PTP tidak hanya menawarkan pemandangan pantai saja lho! Di sini Anda sekalian bisa menikmati pesisir pantai dengan menggunakan ATV. Tak perlu capek berjalan di atas pasir dan berat dan panas, tinggal gas-rem saja hehehe

Bagaimana kalau kalian ingin menikmati suasana malam di pantai selatan? Bisa juga dongs! Di PTP ini sudah disediakan camping area untuk para pengunjung. Udara di pantai cenderung sejuk dan dingin di malam hari, untuk itu patut dicoba camping di pantai ketika musim kemarau tiba, dijamin betah!

Dan yang paling unik di PTP ini ada wisata edukasinya lho! Edukasi lebah madu. Biasanya wisata edukasi lebah madu kebanyakan di area pegunungan, nah ini dikawasan yang nota bene panas karena di daerah pesisir, kok bisa? penasaran ya? datang saja langsung ke PTP untuk mengetahui lebih detail budidaya lebah madu di pesisir pantai

Jika sudah seru-seruan di pantai dan capek ingin selonjoran, bisa? Tenang, pengelola PTP sudah menyediakan alternatif tempat untuk rehat sejenak. Beberapa gazebo dipasang di beberapa titik sekitar pantai. Mau berteduh diantara pepohonan rindang juga menjadi pilihan tepat bagi Anda dan keluarga, sembari nyeruput kelapa muda dan es soda gembira.

Diantara rerimbunan pohon, Anda juga bisa pasang ayunan atau hammock. Berayun diantara teduhnya pohon, ditambah semilir angin laut yang berhembus, membuat Anda mudah untuk menjangkau alam mimpi!😅

Foto istimewa, diambil pada saat berkunjung ke PTP


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bali The Last Paradise

Hari pertama, langsung gas. Tak kendor sedikitpun meski mata terasa berat. Kantuk melanda sebagian peserta. Efek berangkat dini hari, bahkan rombongan flight pertama (jam 05:00) sudah stand by di bandara Soetta sejak pukul 03:00 dini hari! Hebat bukan? Ya, peserta harus berada di titik kumpul sesuai arahan dari travel agent dua jam sebelum pesawat lepas landas. Hal ini untuk mempermudah baik panitia, agen perjalanan dan peserta koordinasi, dan pastinya tak ketinggalan pesawat!  Berangkat di pagi buta memang tak mudah bagi sebagian peserta (termasuk saya pribadi hehehe ). Dibutuhkan kemauan, semangat dan tekad yang luar biasa untuk bangkit dari tempat tidur, bersih badan alias mandi dan gosok gigi, jangan lupa pakai baju dan semprot parfum yang wangi! 😂 Beruntung itinerary sudah di share komite dari jauh hari. Jadi tak perlu bingung dan bimbang, bawaan yang “wajib” dibawa pada saat workshop berlangsung pun sudah lengkap diinformasikan, termasuk kebutuhan pribadi seperti obat-o...

Balada Pejuang Bus Antarkota

Pasutri itu tiba-tiba menepi, persis di bawah JPO. Awalnya kukira mereka hanya berdua, ternyata si kecil nyempil di boncengan tengah. Hujan memang tiba-tiba turun dengan derasnya, disertai angin yang juga cukup kencang. Laju kendaraan tertahan, tak bisa melaju secepat biasanya. Puncak jam “sibuk” Kota Pahlawan. Lima menit, sepuluh menit, hujan semakin menjadi. Keluarga kecil nampak bingung, mencari tempat yang nyaman untuk putranya. “Duduk saja di situ Bu, ada tempat kosong” Aku berseloroh. Sembari menggiring anaknya, “Iya, terima kasih Pak” sambil berlalu.  Membuntuti dibelakang si Bapak, sambil menenteng keresek tanggung warna putih, lengkap dengan kotak makanan warna cokelat, bertumpuk dua. Motor yang ditumpanginya pun dibiarkan tergeletak begitu saja, di tepi jalan, di bawah jembatan penyeberangan orang. “Di sana kering, nggak ada hujan, di sini langsung deras” Pungkasnya sambil menuding ke arah jalur yang dia lalui. Aku tersenyum, “Ya memang cuaca akhir-akhir ini mirip tahu bu...

Perjalanan yang tak pernah usang

Hamdalah , bisa kembali beraktivitas di tanah kelahiran. Diberi kesempatan untuk menikmati ibukota Jakarta, tak dimiliki semua pekerja profesional (red: karyawan). Genap lima tahun, akhirnya “dikembalikan” ke East Java , kalau kata orang “ Jowo Wetan ” alias Jawa Timur. Masih segar diingatan, ketika teman-teman di pabrik melepas kepergianku ke kantor pusat, sedih. Namun yang pasti kami selalu mendoakan yang terbaik satu sama lain.  Tawaran yang ku terima dari manajemen, adalah bagian dari restrukturisasi organisasi. Ya beruntung masih ditawari, daripada tanpa pekerjaan. Prosesnya memang tak mudah, tapi bersyukur, akhirnya restu itu ku terima, setelah hampir setahun penantian. Meskipun dalam hati bergumam, “semakin lama ditunda, semakin bagus pula”, toh ya aku masih bekerja di tempat yang sama. hehehe Kata orang, setiap pilihan itu mesti ada rasa “sakitnya”, tergantung masing-masing orang menerjemahkannya. Termasuk aku yang saat itu galau tingkat dewa. Menuju Jakarta, meninggalkan ...