Salah satu cara terbaik untuk melawan dingin pagi ini ya tentu saja berjemur. Beruntung mentari pagi ini cukup terik, dengan mendung tipis menggantung di atas langit. Mumpung pada off di weekday dari rutinitas, spontan aku mengajak keluar bocil dan emaknya. Tak jauh-jauh, kami meluncur ke Lapangan Rampal.
Anak wedok memilih mengenakan sepatu dengan kaos kaki panjang, menutup hingga persis di bawah lutut. Sepatu putihnya itu menantang warna kaos kakinya yang kontras, merah menyala! Lucunya dia menggunakan daster tanpa lengan. Emaknya langsung komplain, "Sebentar ku ambil jaket" ucapnya. "Resiko, nanti masuk angin, mana kenceng anginnya" tutupnya.
Aku hanya diam dan meng-iya-kan saja. Tampil beda dari Kakak, Emak dan Bapaknya. "Udah mirip Korean Girl, kamu Dek" sambung emaknya sembari naik kendaraan. Bangun tidur tak langsung cuci muka, namun ambil sisir, merapikan rambutnya yang acakadul. Miring ke kanan ke kiri, sambil ngaca. Gayanya sudah mirip emaknya. "Dasar anak wedok!" gumamku.
Lapangan Rampal
Tak seramai weekend, pagi ini terasa cukup lengang, meskipun tampak beberapa warga yang sedang asyik jogging, jalan santai, tenis, hingga berlari sprint mengelilingi lapangan yang berada di kompleks militer ini. Maklum hari ini awal dari aktivitas mingguan, Senin. Mayoritas pengunjung adalah lansia dan kelompok pemuda dengan badan atletis yang mungkin mereka adalah olahragawan. Muda-mudi dengan postur tegap dan kulit yang sedikit legam, tampak berkeringat setelah berlari mengitari lapangan yang berada di Kota Malang ini.
Jam menunjukkan pukul 09:30, waktu yang tepat untuk berjemur di tengah cuaca yang sedikit redup. Sementara bocil dan emaknya sedang asyik main di area playground, aku coba menyisir sekitaran lapangan yang berada di perempatan strategis penghubung Kota Malang dan Kabupaten Malang. Dulunya, lapangan ini tak seramai sekarang, paling banter digunakan untuk menggelar konser musik. Namun, seiring perkembangan kota dingin ini, Rampal menjelma menjadi kawasan militer, ekonomi dan pusat olah raga.
Rampal kian menjadi primadona bagi para atlet muda untuk berlatih, setelah berbagai cabor difasilitasi di sini. Sebut saja kolam renang, lapangan tenis, basket, volly dan tentunya sepakbola. Terbaru, ada plang yang terpasang bahwa di sini juga akan dibangun arena untuk skate board, yang berarti akan menambah fasilitas olahraga di lapangan kebanggaan warga Kota Malang.
Sejak "terbuka" untuk umum, lapangan ini mulai dikenal sebagai sentra ekonomi UMKM. Setiap sore hari hingga malam menjelang, jalan sisi selatan lapangan dimanfaatkan para pedagang kecil untuk berjualan. Mulai dari makanan ringan, berat dan arena bermain. Tempat yang cukup ramah untuk putra putri Anda dari berbagai usia.
Berbagai wahana menarik tersedia di sini
Ingin jalan santai di siang hari? Jangan khawatir takut gosong, karena di lapangan Rampal ini juga ramah pohon. Ruang terbuka hijau terluas di Kota Malang, ya ada di sini. Pepohonan tinggi menjulang cukup rapi di sini, terpantau beberapa ranting pohon selesai di rapikan, tanpa mengurangi kesan estetik dan jauh dari kata gersang. Pepohonan ini melingkar, mengitari seluruh area lapangan. Bahkan di area pedestrian, terdapat akasia dan mahoni yang saling menjulur mirip lorong kehidupan yang menenangkan. Kesan teduh begitu terasa di sini.
Arena bermain anak berbayar alias playground juga buka dari pagi hingga malam. Tersedia berbagai wahana anak seperti seluncuran, trampolin, hingga sepeda angin ada di sini. Berdampingan dengan playground, ada wahana outdoor seperti flying fox, jungkat-jungkit, ayunan dan rumah pohon! Ciamik bukan? Rumah pohon ini cukup unik dan menarik, terhitung satu, dua, tiga rumah pohon berjajar di antara pohon besar. Lantas bagaimana untuk bisa menjangkaunya? Tenang, ada anak tangga di setiap rumah pohon, jadi tak perlu bersusah payah memanjat pohon! hehehe
Arena bermain anak berbayar alias playground juga buka dari pagi hingga malam. Tersedia berbagai wahana anak seperti seluncuran, trampolin, hingga sepeda angin ada di sini. Berdampingan dengan playground, ada wahana outdoor seperti flying fox, jungkat-jungkit, ayunan dan rumah pohon! Ciamik bukan? Rumah pohon ini cukup unik dan menarik, terhitung satu, dua, tiga rumah pohon berjajar di antara pohon besar. Lantas bagaimana untuk bisa menjangkaunya? Tenang, ada anak tangga di setiap rumah pohon, jadi tak perlu bersusah payah memanjat pohon! hehehe
Setiap sore hari ada juga wahana bermain rumah raksasa. Arena permainan ini ada di antara pepohonan rimbun di Rampal. Tapi tenang, sudah dilengkapi dengan musik latar dan penerangannya juga cukup mumpuni. Dijamin, putra putri Anda betah berlama-lama bermain di sini. Bosan bermain di rumah balon raksasa, bisa mencoba permainan motor trail mini, yang tak perlu pegang SIM untuk berkendara. Ada juga mobil listrik remote yang siap memanjakan si Kecil.
Menikmati pedestrian
Lorong teduh yang melingkar di Rampal, membuat matahari tak benar-benar mampu menembus rimbunnya dedaunan. Sepanjang itu pula, pedestrian berputar mengelilingi luasnya lapangan. Pavingisasi juga cukup memadai, hanya beberapa titik saja yang terlihat tak merata, karena seperti difungsikan sebagai pintu "darurat". Menariknya di sepanjang track, terdapat meter pengukur jarak, bahkan setiap sepuluh meter ada semacam "prasasti" di sepanjang jalur pedestrian. Bonusnya ya melihat secara langsung berbagai instrumen latihan militer yang ada di sini.
Berkat rindangnya pepohonan di sini, beberapa titik dimanfaatkan oleh PKL untuk "mangkal", menjajakan barang dagangan. Mulai dari pedagang kopi keliling, buah segar siap santap, bubur ayam, bakso, dan aneka jajanan lainnya. Rata-rata menggunakan rombong, bersepeda. Ada juga taksi online yang sedang menunggu pesanan pelanggan, berjajar mengular, dari plat lokal hingga luar kota. Sembari menunggu calon penumpang, mereka bisa sejenak bersantai sambil memesan kopi, menikmati musik yang di geber cukup kencang di salah satu kedai kontainer yang berjajar memanjang jalan.
Di tengah semilir angin dan riuh tawa bocil, aku menyadari bahwa: Rampal bukan hanya tempat olahraga. Ia adalah titik temu, ruang tumbuh dan ruang bersosialisasi. Di sini, Malang tak melulu tentang dingin yang menggigil, tapi juga hangat oleh kehidupan yang terus bergerak, menyatu dalam harmoni antara manusia, alam dan derap waktu.
~Aku, rampal, dan keluarga kecil~
Malang, 08 September 2025
![]() |
Unik, rumah pohon yang ada di sudut Lapangan Rampal |
![]() |
Arena Lapangan Volly Pantai |
![]() |
Bukan benteng Takeshi, ini adalah sarpras militer untuk latihan |
![]() |
Hutan kota yang meneduhkan di pojok Rampal |
![]() |
Papan meter Arena Jogging dan Jalan Santai |
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih telah mengunjungi www.besongol.xyz
Untuk saran dan kritik perbaikan sangat terbuka. Silahkan tinggalkan komentar