Langsung ke konten utama

Ngadem di Kiddie Zone Blok M

Akhir pekan adalah saat yang tepat untuk bersantai dan bermain bersama keluarga. Setelah beberapa kali "hanya lewat," dan cuma melihat, akhirnya si Kecil mulai berani mengutarakan kemauannya, mandi bola di arena bermain Kiddie Zone. 

Ya, beberapa bulan Kiddie Zone hadir di Blok M Square. Letaknya cukup strategis, persis di tengah area mall legendaris ini. Dulu, tempat ini sempat disewa oleh penjual sepatu dan beberapa kali juga jadi "dealer dadakan" beberapa merk mobil. Sering gonta-ganti teenant. 

Namun, Kiddie Zone ini mampu bertahan beberapa bulan, termasuk capaian yang lumayan hebat, ditengah gempuran game online dan permainan lainnya di genggaman, ya handphone! 

Berada di lantai Ground Blok M, Kiddie Zone memiliki luas kira-kira 10x10 meter. Tak permanen, hanya pagar bertali yang melingkar dengan tinggi kurang lebih satu meteran. 

Bola disebar di seluruh area bermain. Hanya ada dua warna, kuning dan hijau. Di arena ini ada beberapa permainan, meliputi trampolin, zona bermain sepeda dan arena perosotan, serta arena permainan terbesar, rumah unicorn! Yang menarik diantara semua permainan, ya rumah unicorn, paket lengkap lah!

Layaknya playground umumnya, di Kiddie Zone ini setiap pengunjung diwajibkan mengenakan kaos kaki. HTM nya juga cukup terjangkau, Rp.50.000/ jam per anak, ingin sepuasnya? cukup nambah 10.000 saja, jadi Rp.60.000! Harga sudah termasuk kaos kaki lho, ditambah lagi gratis kartu Kiddie Land, dengan satu kali gratis main game boneka, gesek kartunya, ambil bonekanya! Seruuu....

Namun satu kekurangan di Kiddie Zone ini, pembayarannya hanya cash alias tunai. Ditengah kemudahan transaksi keuangan, di sini belum menyediakan layanan cashless, alhasil harus memutar balik dulu untuk mencari anjungan tunai mandiri.

Mau berbelanja, bermain dan ngadem, ya ke Kiddie Zone aja! 😄

#BlokM #BlokMSquare #Bermain #Belanja #KiddieZone #KiddieLand







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bali The Last Paradise

Hari pertama, langsung gas. Tak kendor sedikitpun meski mata terasa berat. Kantuk melanda sebagian peserta. Efek berangkat dini hari, bahkan rombongan flight pertama (jam 05:00) sudah stand by di bandara Soetta sejak pukul 03:00 dini hari! Hebat bukan? Ya, peserta harus berada di titik kumpul sesuai arahan dari travel agent dua jam sebelum pesawat lepas landas. Hal ini untuk mempermudah baik panitia, agen perjalanan dan peserta koordinasi, dan pastinya tak ketinggalan pesawat!  Berangkat di pagi buta memang tak mudah bagi sebagian peserta (termasuk saya pribadi hehehe ). Dibutuhkan kemauan, semangat dan tekad yang luar biasa untuk bangkit dari tempat tidur, bersih badan alias mandi dan gosok gigi, jangan lupa pakai baju dan semprot parfum yang wangi! 😂 Beruntung itinerary sudah di share komite dari jauh hari. Jadi tak perlu bingung dan bimbang, bawaan yang “wajib” dibawa pada saat workshop berlangsung pun sudah lengkap diinformasikan, termasuk kebutuhan pribadi seperti obat-o...

Balada Pejuang Bus Antarkota

Pasutri itu tiba-tiba menepi, persis di bawah JPO. Awalnya kukira mereka hanya berdua, ternyata si kecil nyempil di boncengan tengah. Hujan memang tiba-tiba turun dengan derasnya, disertai angin yang juga cukup kencang. Laju kendaraan tertahan, tak bisa melaju secepat biasanya. Puncak jam “sibuk” Kota Pahlawan. Lima menit, sepuluh menit, hujan semakin menjadi. Keluarga kecil nampak bingung, mencari tempat yang nyaman untuk putranya. “Duduk saja di situ Bu, ada tempat kosong” Aku berseloroh. Sembari menggiring anaknya, “Iya, terima kasih Pak” sambil berlalu.  Membuntuti dibelakang si Bapak, sambil menenteng keresek tanggung warna putih, lengkap dengan kotak makanan warna cokelat, bertumpuk dua. Motor yang ditumpanginya pun dibiarkan tergeletak begitu saja, di tepi jalan, di bawah jembatan penyeberangan orang. “Di sana kering, nggak ada hujan, di sini langsung deras” Pungkasnya sambil menuding ke arah jalur yang dia lalui. Aku tersenyum, “Ya memang cuaca akhir-akhir ini mirip tahu bu...

Perjalanan yang tak pernah usang

Hamdalah , bisa kembali beraktivitas di tanah kelahiran. Diberi kesempatan untuk menikmati ibukota Jakarta, tak dimiliki semua pekerja profesional (red: karyawan). Genap lima tahun, akhirnya “dikembalikan” ke East Java , kalau kata orang “ Jowo Wetan ” alias Jawa Timur. Masih segar diingatan, ketika teman-teman di pabrik melepas kepergianku ke kantor pusat, sedih. Namun yang pasti kami selalu mendoakan yang terbaik satu sama lain.  Tawaran yang ku terima dari manajemen, adalah bagian dari restrukturisasi organisasi. Ya beruntung masih ditawari, daripada tanpa pekerjaan. Prosesnya memang tak mudah, tapi bersyukur, akhirnya restu itu ku terima, setelah hampir setahun penantian. Meskipun dalam hati bergumam, “semakin lama ditunda, semakin bagus pula”, toh ya aku masih bekerja di tempat yang sama. hehehe Kata orang, setiap pilihan itu mesti ada rasa “sakitnya”, tergantung masing-masing orang menerjemahkannya. Termasuk aku yang saat itu galau tingkat dewa. Menuju Jakarta, meninggalkan ...