Langsung ke konten utama

Postingan

Di Kursi yang Tak Dilirik, Aku Mendengar Kisah Hidup

Ngobrol dengan salah satu penumpang yang kebetulan duduk di sebelah saya. Kursi ini tak sedikit pun ada yang meliriknya. Sudah kucoba menggeser posisi badan, tetap saja tak ada yang mau ngisi , ya sudah ku taruh saja wadah bekal di kursi sebelah, lumayan daripada nenteng , dan kursinya juga kosong. Memang tempat duduknya tak sempurna lagi. Biasalah, unit sudah usang, tinggal menikmati keuntungannya saja, secara umur ekonomis mah sudah offside jauh. Begitulah kira-kira ilmu yang pernah ku pelajari semasa di bangku kuliah.  Kursinya tak bisa disandari punggung untuk sekedar merebahkan badan, jika dipaksa ya akan bablas ke belakang dan itu akan mengganggu kenyamanan penumpang lainnya. Mungkin itulah yang menyebabkan penumpang enggan duduk di kursi satu ini. Memang banyak “langganan” menumpang bus AKDP. Sedikit sisanya ya orang yang memang sedang melakukan perjalanan antar kota (bukan karyawan urban hehehe )  Sampai pada saatnya hampir seluruh kursi seisi bus penuh. Ya mau tak ...

Ini dia fasilitas tertinggi bus AKAP

Sebagian dari kamu pasti ada yang penasaran kan, bagaimana menikmati perjalanan dengan fasilitas wah dari bus antar kota antar provinsi (AKAP) kasta "tertinggi"? Yuk kepoin bareng! Semakin menjamurnya perusahaan organda yang "bermain" layanan jarak jauh, membuat mereka bersaing tak hanya dari segi harga, namun kenyamanan dan keamanan bagi penumpang. Ya,  bukan tanpa alasan, waktu tempuh yang lama menjadi kendala bagi pelancong. Jadi, untuk menyiasati, PO Bus--terutama AKAP--mendesain bus mereka dengan fasilitas istimewa dan berkelas. Sebut saja J99, GHTS, Rosin, dan 27 Trans. Hampir semua dari mereka menawarkan kelas sleeper atau yang sering disebut "bus rebahan" Private class J99 Juragan 99 atau sering disebut J99 adalah salah satu "pemain baru" di dunia per-otobus-an. Muncul secara tiba-tiba dan kemudian menggebrak pasar bus AKAP. Armada yang ditawarkan tak tanggung-tanggung, semuanya masih kinyis-kinyis alias gress baru keluar dari karoseri!...

Tips naik transportasi publik

Hai sobat mbolang , pernahkah kamu bepergian menggunakan transportasi publik? Atau hanya beberapa moda transportasi saja, sebut saja bus kota atau angkutan kota? Berarti mainmu kurang jauh! Ah guyon lurs! Kalau kamu baru merasakan naik angkot dan bus kota, berikut tips yang ingin kubagi buat kamu semuanya, untuk antisipasi jika suatu hari harus keluar kota atau bahkan keluar pulau hehehe Pertama hal yang harus diperhatikan adalah kota tujuan. Pastikan kamu telah menentukan tujuan perjalananmu, misalnya luar kota dengan jarak tertentu. Destinasi adalah awal dari sebuah perjalanan, sehingga identifikasi terlebih dahulu jalur transportasi yang akan kamu tempuh. Misalnya, apakah perjalananmu cukup dilakukan melalui jalur darat? Atau harus menggunakan kapal feri, bahkan paling ekstrem, kamu harus terbang untuk menjangkau lokasi tujuanmu? Terkesan sepele, tapi kadang bisa menjadi bumerang jika tak disiapkan dengan baik.  Kedua, jika wilayah yang kamu jangkau cukup via jalur darat, ada du...

Wisata Murah di Sumber Dhuwur, Mojokerto

Wisata tak perlu mahal, tak perlu pula melewati jalan yang terjal. Jika itu yang Anda cari, ada wisata baru yang mungkin namanya tak pernah Anda dengar, yups ada wisata air Sumber Dhuwur. Tempat refreshing yang menawarkan wisata alam berupa sumber atau mata air yang begitu melimpah. Terletak di Dusun Sidorejo, Desa Wonosari, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto. Mirip dengan wisata Sumber Gempong yang berada di Trawas, bedanya di sini wahana yang ditawarkan sedikit berbeda.  Sabtu pagi, tepatnya di penghujung bulan Mei 2025, kami berkesempatan berkunjung ke sini. Bermula dari informasi teman Elf Mania yang berkisah bahwa di desanya ada tempat rekreasi yang lagi “naik daun”, dan beruntungnya beliau adalah salah satu “juru kunci” di sini. Tugasnya simpel, membersihkan sampah daun yang berserakan di area sumber alami ini. Kreativitas warga memang layak diacungi jempol. Dulunya sumber ini hanya dimanfaatkan warga untuk irigasi persawahan mereka.  Mata air cukup melimpah ruah di...

Jalanan

Kalau ingin melihat fenomena sosial, datanglah ke terminal. Jika ingin menyaksikan kerasnya perjuangan, silahkan ke terminal. Mau menyaksikan susahnya cari uang, ya monggo ke terminal. Mau lihat orang pulang kerja yang lelah dan capek, di terminal tempat yang pas. Ada banyak profesi di sini. Mengais rejeki di antara pengguna bus yang sedang lalu lalang, hilir mudik, kesana kemari. Nggak sampai setengah jam, terhitung ada tiga pekerja seni yang menghibur, dengan suara penuh harap dan musik yang sedikit tiarap.  Usianya? Gendernya? Lengkap! Bahkan anak belum genap lima tahun, sudah “dipaksa” untuk mengamen. Hitungan setoran, entah itu juragan, atau orang tuanya, tak jelas. Nyanyi sekenanya, ngasih amplop ke setiap penumpang, berharap belas kasihan. Kadang jengkel, melihat emak nya nongkrong di kejauhan, mengamati putra putrinya mengamen. Sungguh sangat disayangkan. Seharusnya di usianya, mereka masih butuh kasih sayang dan pendidikan, tapi apa daya mereka harus membantu mencari na...

Naik bus “jalur bawah” sangat menyiksa!

Selepas libur panjang, terminal Arjosari—Malang—sudah mirip pasar, ramainya minta ampun. Terhitung dari hari Sabtu sampai dengan Senin, kawasan pendidikan dan wisata ini, menjadi jujugan wisatawan. Banyak pelancong luar kota yang datang untuk berkunjung ke destinasi wisata, entah itu Kota Batu atau kawasan pantai selatan. Namun, satu yang tak bisa diacuhkan, pekerja asli Malang yang berkarya di luar Kota Bunga seperti Surabaya, Sidoarjo dan Pasuruan juga cukup banyak!  Situasi ini membuat terminal Arjosari cukup ramai jika dibanding hari-hari biasa. Orang pulang wisata dan kembali ke tempat kerjanya tumpah ruah sore ini, Senin, 12 Mei 2025. Cuaca yang sedari siang hujan, tak menyurutkan calon penumpang untuk “setia” menunggu bus AKDP yang siap mengantarkan rombongan ke tujuan. Tak pelak, jalur dari arah Ciliwung (dari arah Kota Malang) dan Singosari ke terminal Arjosari, macet di pertigaan Taspen.  Kawasan pertigaan ini memang kerap menjadi simpul kemacetan baik yang menuju ke...

Balada Pejuang Bus Antarkota

Pasutri itu tiba-tiba menepi, persis di bawah JPO. Awalnya kukira mereka hanya berdua, ternyata si kecil nyempil di boncengan tengah. Hujan memang tiba-tiba turun dengan derasnya, disertai angin yang juga cukup kencang. Laju kendaraan tertahan, tak bisa melaju secepat biasanya. Puncak jam “sibuk” Kota Pahlawan. Lima menit, sepuluh menit, hujan semakin menjadi. Keluarga kecil nampak bingung, mencari tempat yang nyaman untuk putranya. “Duduk saja di situ Bu, ada tempat kosong” Aku berseloroh. Sembari menggiring anaknya, “Iya, terima kasih Pak” sambil berlalu.  Membuntuti dibelakang si Bapak, sambil menenteng keresek tanggung warna putih, lengkap dengan kotak makanan warna cokelat, bertumpuk dua. Motor yang ditumpanginya pun dibiarkan tergeletak begitu saja, di tepi jalan, di bawah jembatan penyeberangan orang. “Di sana kering, nggak ada hujan, di sini langsung deras” Pungkasnya sambil menuding ke arah jalur yang dia lalui. Aku tersenyum, “Ya memang cuaca akhir-akhir ini mirip tahu bu...